Jakarta – Pertemuan Puan Maharani dan Airlangga Hartarto batal dilakukan. Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai, tertundanya pertemuan kedua tokoh ini disebabkan karena masalah teknis.
Menurutnya, tidak terlaksananya pertemuan tersebut tidak didasari ketidakcocokan antara PDIP dan Golkar. Bahkan kedua partai adalah pendukung dari pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Ini persoalan teknis. Karena tidak ada problem apa pun antara PDIP dan Golkar. Bahkan kedua partai ini sama-sama loyalisnya Jokowi saya pikir,” ujarnya.
Sebelumnya, Ketua DPP PDIP Puan Maharani memiliki agenda melakukan kunjungan ke Partai Golkar dan Partai Gerindra. Dalam safari politik PDIP tersebut, Puan Maharani akan menemui Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Namun pertemuan hanya terjadi dengan Prabowo, tidak dengan Airlangga.
Adi mengungkapkan bisa jadi alasan tidak terlaksananya pertemuan tersebut karena salah satu dari Puan atau Airlangga punya agenda yang lebih penting. “Kalau tidak jadi ketemu ya pasti ada agenda yang lebih penting. Entah Puan atau Airlangga yang waktunya tidak cocok. Bukan karena soal cocok-tidak cocok (partai),” jelas Adi.
Adi menilai, hal itu juga pernah terjadi saat Puan mengagendakan pertemuan dengan Prabowo, namun karena alasan teknis pertemuan itu tidak lakukan. Lalu Puan melakukan kunjungan ke Nasdem. Hal itu pula yang terjadi dengan agenda pertemuan Puan-Airlangga kali ini.
Persoalan teknis saja. Karena dulu infonya Puan juga pertama kali ingin bertemu dengan Prabowo Subianto. Cuma karena waktunya tidak cocok, maka dengan Nasdem dulu. Seperti halnya batal bertemu Airlangga ya karena persoalan teknis saja,” tambahnya.
Selain itu, PDIP dan Golkar tidak punya rekam konflik dan jejak persoalan. Sehingga hal itu menepis dugaan adanya ketidakcocokan antara dua partai tersebut. “Sejalur, sama-sama loyalis, tidak punya sejarah konflik selama sama-sama menjadi pendukungnya Jokowi,” pungkasnya.
Menurut Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi, PDIP memang hanya mengunjungi pihak-pihak yang dianggap strategis. “Tentu PDIP melihat mana yang lebih strategis, kalau kita jujur bagi PDIP gerindra jauh lebih strategis ketimbang Golkar. itu kan perspektif saja,“ katanya.
PDIP-Gerindra sendiri menurut Pangi, adalah pemain kunci untuk mengotak atik koalisi. Maka keberadaan mereka bisa mempengaruhi keberadaan koalisi lain. “Gerindra dan PDIP strategis banget, menurut saya, faktor kunci koalisi otak atik tergantung dua partai ini,” tutur Pangi.
Selain itu PDIP juga sempat mendekati Partai Nasdem dengan maksud mengotak atik koalisi PKS-Demokrat-Nasdem. Kabarnya koalisi ini tengah mengusung Anies Baswedan dan AHY untuk Pemilu 2024. “Maka kita lihat intensitas kunjungan, ada yang saling mengunjungi ada juga yang menunggu,” jelas Pangi. (*)
Jakarta - Raksasa teknologi asal Tiongkok, Huawei, merilis tablet terbaru, HUAWEI MatePad Pro 12.2 pada… Read More
Jakarta - Jejak investor asal Thailand di pasar keuangan Indonesia sudah cukup panjang. Lebih dari… Read More
Jakarta - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) secara resmi meluncurkan program Makan Bergizi Gratis… Read More
Bandung - PT Geo Dipa Energi (Persero) atau Geo Dipa, salah satu badan usaha milik… Read More
Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (8/11), Indeks Harga Saham Gabungan… Read More
Jakarta - MNC Sekuritas melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal pada hari… Read More