Ekonomi dan Bisnis

Pertamina Mampu Bangkit dari Situasi Sulit Gara-Gara Faktor Ini

Jakarta – PT Pertamina (Persero) bakal menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dalam waktu dekat ini. Dalam RUPS tersebut akan disampaikan bagaimana BUMN tersebut bisa bangkit dari situasi sulit di tengah ketidakpastian, sampai akhirnya meraih laba tertinggi dalam sejarah dan berkontribusi besar kepada negara.

“Yang menarik dan ditunggu adalah, bagaimana Pertamina mencapai semua itu. Bangkit di tengah kondisi sulit dan penuh ketidakpastian. Direksi harus menjelaskan hal tersebut pada RUPS. Termasuk, bagaimana akhirnya mereka berkontribusi sangat luar biasa kepada negara,” kata Pengamat Ekonomi dan Bisnis Izaac Tony Matitaputy dikutip 4 Juni 2023.

Menurut Izaac, sepanjang 2022, meski ekonomi mulai pulih namun sebenarnya masih diliputi ketidakpastian. Di antaranya, terkait kondisi geopolitik akibat perang Rusia-Ukraina serta harga minyak dunia yang melambung tinggi. Akan tetapi dengan faktor-faktor tersebut, Pertamina masih mampu mengatasi situasi sulit, sampai akhirnya bisa meraih kinerja yang positif. 

Di antara berbagai faktor, dirinya tidak menepis bahwa digitalisasi Pertamina berpengaruh sangat signifikan. Melalui digitalisasi, Pertamina bisa meningkatkan efisiensi di berbagai lini bisnis. 

“Ini salah satu kunci. Dengan digitalisasi, kualitas semakin terkontrol, distribusi terkontrol. Yang berkualitas buruk dan tidak efektif pun akan terpantau sehingga bisa segera dibuang. Dengan demikian efisiensi semakin meningkat dan mengatrol pula laba perusahaan,” jelas Izaac.

Tetapi tidak hanya itu. Beberapa faktor lain, bisa jadi juga berpengaruh terhadap kinerja Pertamina. “Termasuk kemungkinan perubahan regulasi dengan para mitra di luar negeri sehingga berpengaruh pula terhadap pendapatan di setiap transaksi,” ujar dia. 

Kinerja Pertamina memang sangat positif sepanjang 2022. Didukung efisiensi yang terus meningkat, BUMN energi tersebut meraih laba jumbo, Rp56 triliun, yang merupakan terbesar sepanjang sejarah. Berkat kinerja positif tersebut, selain berkontribusi signifikan dalam bentuk dividen kepada negara, Pertamina juga membayar pajak Rp219,06 triliun atau naik 88% dibandingkan tahun sebelumnya.

“Apresiasi memang harus diberikan kepada Pak Erick Thohir dan juga Pertamina. Karena semakin besar keuntungan, semakin besar juga kontribusi kepada negara,” tutup Izaac. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Bundamedik Cetak Laba Bersih Naik 199 Persen di Semester I 2024, Begini Strateginya

Jakarta - PT Bundamedik Tbk atau Bundamedik Healthcare System (BMHS) sebagai salah satu emiten kesehatan… Read More

42 seconds ago

Kembali Dipercaya Pemerintah, Mandiri Sekuritas Terbitkan Obligasi Ritel Indonesia ORI026

Jakarta - PT Mandiri Sekuritas menyampaikan bahwa pihaknya kembali dipercaya oleh Kementerian Keuangan RI untuk… Read More

2 hours ago

Setahun Meluncur, OJK Bakal Perkuat Regulasi Pengawasan Bursa Karbon

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan bahwa saat ini sedang berfokus untuk melakukan penguatan… Read More

3 hours ago

Dukung Keuangan Berkelanjutan, CIMB Niaga Gelar The Cooler Earth Sustainability Series 2024

Jakarta - Industri perbankan Indonesia saat ini telah memulai langkah positif untuk mendukung suistanability finance.… Read More

3 hours ago

Di CAEXPO 2024, Indonesia Catat Transaksi hingga Rp479 Miliar

Jakarta - Indonesia berhasil mencatatkan potensi transaksi sebesar Rp479 miliar dalam ajang China-ASEAN Expo (CAEXPO)… Read More

4 hours ago

BI Beri Sinyal Bakal Pangkas Suku Bunga Acuan di Akhir 2024

Jakarta - Bank Indonesia (BI) memberikan sinyal untuk membuka ruang pemangkasan suku bunga acuan atau… Read More

4 hours ago