Nasional

Persiapan TPID DKI Hadapi Ramadhan dan Idul Fitri

Jakarta – Pemerintah Daerah DKI Jakarta bersama seluruh anggota Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) termasuk Bank Indonesia (BI) melakukan pemantauan harga dan pasokan pangan strategis di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) hari ini (17/5) sebagai agenda kegiatan menghadapi bulan Ramadhan dan Idul Fitri 2017.

Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat melakukan pemantauan harga dan memeriksa kesiapan pasokan beras di Ibukota memasuki bulan suci Ramadhan dan Lebaran. Meningkatnya permintaan menjelang lebaran selalu mengakibatkan harga-harga melambung tinggi.

Berdasarkan data Indeks Harga Konsumen (IHK) Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata inflasi DKI Jakarta umumnya meningkat hampir mencapai 1 persen (mtm) pada periode ini. Bahkan inflasi bahan makanan dapat mencapai 2 persen (mtm). Bila dilihat dari komoditasnya, daging sapi, daging ayam, telur ayam, cabai merah dan bawang merah adalah komoditas pangan yang kerap menyumbang inflasi tinggi pada periode lebaran ini.

Pemantauan terhadap beras dilakukan dan menjadi perhatian khusus dari TPID DKI Jakarta terutama karena merupakan komoditas strategis yang memiliki bobot terbesar dalam inflasi bahan pangan. Rata-rata kenaikan harga beras saat Idul Fitri umumnya tidak sebesar komoditas bumbu-bumbuan dan daging (0,27 persen, mtm).

Namun, dengan bobotnya yang besar pengaruhnya menjadi signifikan. Oleh karena itu, pemantauan khusus menjelang Ramadhan dan Idul Fitri 2017 perlu terus dilakukan di Pasar Induk Beras Cipinang untuk memastikan pasokan beras khususnya saat Ramadhan dapat tercukupi.

Menjelang bulan Ramadhan dan Idul Fitri 2017, persiapan telah dilakukan untuk menghadapi peningkatan permintaan bahan pangan maupun bahan pendukung lainnya, melalui program pengendalian dan penyediaan pasokan. Langkah awal yang telah dilaksanakan adalah pemetaan volume kebutuhan bahan pangan yang dibutuhkan masyarakat selama bulan Ramadhan dan Idul Fitri 2017.

Berdasarkan hasil pemetaan ini telah disusun strategi manajemen stok pangan, pengadaan, serta distribusi pangan yang efektif dan efisien. Dalam menjalankan strategi tersebut TPID DKI Jakarta, melakukan koordinasi yang intensif dengan BUMD pangan, Bulog, Kementerian Pertanian  dan Kementerian Perdagangan, serta dengan pihak swasta terkait.

Berbagai program penanganan harga tersebut disiapkan antara lain melalui kegiatan Pasar Murah yang dilakukan di seluruh wilayah DKI Jakarta. Operasi pasar juga akan dilakukan dalam rangka meredam gejolak harga beberapa komoditas strategis pada waktu-waktu yang sudah ditentukan.

Pemantauan pasokan bahan pangan strategis seperti beras, minyak goreng, daging sapi, gula pasir dan daging kerbau akan mendapat perhatian utama oleh TPID DKI Jakarta. Di samping itu, komoditas pangan lainnya juga terus dipantau dalam rangka kestabilan pasokan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Tidak hanya komoditas pangan, pengawasan faktor kelayakan angkutan umum antar kota dan pemantauan tarif angkutan juga akan dilakukan oleh Dinas Perhubungan. Sementara Polda Metro Jaya akan fokus pada keamanan jalur distribusi pangan untuk pencegahan kegiatan penimbunan bahan pangan.

Selain ketersediaan pasokan, TPID Jakarta juga mengedepankan peran komunikasi yang masif dan efektif kepada masyarakat dalam menjangkar ekspektasi. Di sisi lain, pengawasan terhadap pasokan bahan pangan, kualitas dan kesehatan pangan juga akan semakin intensif dilakukan agar tidak ada penyalahgunaan bahan berbahaya pada produk pangan.

Penguatan koordinasi dalam TPID DKI Jakarta akan selalu digalakkan untuk mencapai inflasi yang stabil dan terkendali. Terjaganya harga pangan dan komoditas pendukung lainnya secara keseluruhan diharapkan mampu meredam tekanan inflasi lebaran tahun ini. Dengan berbagai upaya tersebut inflasi di DKI Jakarta pada tahun 2017  yang diprakirakan sebesar 4-5 persen diharapkan dapat lebih mengarah ke batas bawah.

Penguatan peran dan perluasan kerjasama di bidang pangan dan komoditas pendukung lainnya perlu terus didorong oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui berbagai program yang tidak hanya semata-mata mengendalikan harga-harga di DKI Jakarta, namun juga dapat meningkatkan perekonomian bagi daerah pemasoknya. Terkendalinya inflasi DKI Jakarta akan menjadi barometer pergerakan harga pangan nasional pada umumnya. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Per September 2024, Home Credit Membantu Distribusi Produk Asuransi ke 13 Juta Nasabah

Jakarta - Perusahaan pembiayaan PT Home Credit Indonesia (Home Credit) terus berupaya meningkatkan inklusi keuangan… Read More

3 hours ago

Berkat Hilirisasi Nikel, Ekonomi Desa Sekitar Pulau Obin Tumbuh 2 Kali Lipat

Jakarta - Hilirisasi nikel di Pulau Obi, Maluku Utara membuat ekonomi desa sekitar tumbuh dua… Read More

3 hours ago

Menkop Budi Arie Dukung Inkud Pererat Kerja Sama dengan Cina-Malaysia di Pertanian

Jakarta - Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mendukung langkah Induk Koperasi Unit Desa (Inkud)… Read More

3 hours ago

Ajak Nasabah Sehat Sambil Cuan, BCA Gelar Runvestasi

Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) untuk pertama kalinya menggelar kompetisi Runvestasi pada… Read More

5 hours ago

IHSG Ambles hingga Tembus Level 7.200, Ini Tanggapan BEI

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memberi tanggapan terkait penutupan Indeks Harga Saham Gabungan… Read More

5 hours ago

BEI Gelar CMSE 2024, Perluas Edukasi Pasar Modal ke Masyarakat

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Self-Regulatory Organization (SRO), dengan dukungan dari Otoritas… Read More

5 hours ago