Jakarta – Perry Warjiyo menjalani uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) calon Gubernur Bank Indonesia (BI) untuk menggantikan Agus DW Martowardojo. Di depan Komisi XI DPR, Perry menceritakan tentang latar belakang keluarganya.
Dia menyebutkan, posisi jabatan yang diembannya saat ini, merupakan bentuk hasil usaha dan jerih payah yang dilakukan oleh keluarganya yang terbilang bukan orang berada. Menurutnya, ia berasal dari keluarga petani dengan kondisi yang sangat miskin.
“Saya ini adalah orang desa, orang petani, dari keluarga yang sangat miskin,” ujar Perry di Komisi XI DPR-RI, Jakarta, Rabu, 28 Maret 2018.
Dirinya menjelaskan, ia mengalami perjalanan hidup dari desa hingga kemudian kariernya menanjak sampai menjabat Deputi Gubernur BI pada lima tahun lalu. Persis lima tahun lalu, ia pun menjalani fit and proper test sebagai calon Deputi Gubernur BI.
Sebelum akhirnya memangku jabatan sebagai Deputi Gubernur BI hingga saat ini, Perry mengaku tiga kali gagal dalam fit and proper test. Akan tetapi, dari kegagalan tersebut, ia mengaku banyak belajar, baik dari segi moneter maupun makroprudensial.
Baca juga: Perry Janji Bentuk Komite Nasional Ekonomi Digital Dorong UMKM
“Setelah tiga kali tidak berhasil, daya belajar banyak bagaimana kita berkomunikasi politik. Terima kasih kepada Bapak dan Ibu yang sudah mendukung saya, menjadikan saya Deputi Gubernur BI,” ucap Perry.
Lima tahun menjabat Deputi Gubernur BI, Perry bersyukur menjalankan amanah dengan baik. Selain itu, ia pun secara proaktif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Terlebih, dirinya juga terlibat banyak dalam kebijakan yang telah dikeluarkan Bank Sentral.
Menjadi calon Gubernur BI, Perry menyatakan bakal memanfaatkan bekal yang dimilikinya, yakni 34 tahun kariernya di bank sentral. Bekal tersebut, kata dia, akan digunakannya untuk mengabdi kepada BI, negara, dan bangsa.
“Insya Allah kalau ini menjadi suatu amanah, saya akan menunaikan secara amanah, barokah, dan tentu saja hanya satu dedikasi, integritas kami, seluruh hidup kami akan kami baktikan, tidak hanya untuk BI, untuk negara Indonesia, dan untuk kita bersama,” jelas Perry.
Perry lahir di Sukoharjo, 25 Februari 1959. Perry mengenyam pendidikan di SD Negeri Gawok, Sukoharjo, kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Negeri Gatak, Sukoharjo dan SMA Negeri 3 Surakarta. Selanjutnya, ia mengenyam pendidikan strata 1 dengan gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada.
Kemudian, dirinya melanjutkan pendidikan magister di Department of Economics, Iowa State University, AS dengan gelar Master of Science (MSc), lulus tahun 1989. Selanjutnya, ia menempuh pendidikan doktoral di universitas yang sama, spesialisasi moneter dan ekonomi internasional dengan gelar PhD, lulus tahun 1991. (*)
Jakarta - Sejumlah bank digital di Indonesia telah merilis laporan keuangan pada kuartal III 2024.… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (18/11) masih ditutup pada zona… Read More
Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) mencatat penermaan dari sektor usaha ekonomi digital hingga 31 Oktober 2024 mencapai… Read More
Jakarta - Kinerja fungsi intermediasi Bank Jasa Jakarta (Bank Saqu) menunjukkan hasil yang sangat baik… Read More
Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen Indonesia untuk mendukung upaya PBB dalam mewujudkan perdamaian dan keadilan internasional. Termasuk… Read More
Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat outstanding paylater atau Buy Now Pay Later (BNPL) di perbankan… Read More