Jakarta – Permintaan produk buy now pay later (BNPL) atau paylater mengalami peningkatan. Per Agustus 2024, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat utang paylater di Indonesia dari seluruh industri keuangan mencapai Rp26,37 triliun.
Menanggapi peningkatan pemakaian paylater, PT Kredivo Finance (Kredivo) menyambut peristiwa ini dengan positif. Direktur Pemasaran dan Strategi Kredivo, Lily Suriani mengungkapkan, di tengah penurunan daya beli masyarakat, permintaan kredit, dalam kasus ini paylater, diproyeksi akan meningkat.
“Di kita (Kredivo) demand-nya tinggi. Karena kan bisa dibilangkan ini sesuatu yang mungkin ilmu ekonomi. Ketika kondisi memang agak turun, kita lihat bahwa pergerakan permintaan kredit semakin meningkat,” terang Lily saat ditemui di MRT Bundaran HI Bank DKI pada Rabu, 16 Oktober 2024.
Baca juga: Kredivo Tengah Jajali Pembayaran Paylater di Sektor Transportasi, Begini Strateginya
Meskipun begitu, Lily menegaskan bahwa pihaknya menerapkan responsible lending terhadap nasabahnya. Langkah yang Kredivo tempuh salah satunya berupa inklusi keuangan melalui kanal-kanal media sosial.
Lily berujar, salah satu target utama dari literasi finansial ini adalah generasi Z. Kredivo mengedukasi nasabahnya untuk mengajukan pinjaman dengan bijak, dan diharapkan bisa menghasilkan sesuatu yang produktif.
“Kita terus penetrate literasi keuangan, bahwa peminjaman ataupun pembiayaan itu harus diikuti dengan kegiatan bijak. Dalam arti, kegiatan produktif seharusnya, bukan konsumtif seperti itu,” tegas Lily.
Baca juga: Makin Mudah! Kini Naik MRT Bisa Bayar Pakai Kredivo
Dengan demikian, Lily mengaku kalau non-performing financing (NPF) Kredivo berada di batas yang aman, sesuai ketentuan OJK. Tetapi, Lily tidak menyebut spesifik seberapa besar NPF perusahaan.
Lebih lanjut, Lily melihat bahwa permintaan terhadap produk paylater akan semakin tinggi pada masa mendatang, dimotori oleh generasi z. Potensi peningkatan ini juga dilihat akan terjadi di kota dan kabupaten tier 2.
“Jadi kita sekarang lagi mengembangkan beberapa expansion ke area-area yang kita lihat memang cukup berpotensi. Misalnya, kemarin kita baru live sama Kupang, Gorontalo, dan juga Kendari,” katanya.
Baca juga: BI Catat Kredit Perbankan Tumbuh 10,85 Persen per September 2024
Yang terpenting, kata Lily, pihak Kredivo harus selalu memastikan bahwa penyaluran pinjaman dilakukan secara bertanggung jawab. Ia pun menekankan pentingnya memberi kredit pembiayaan yang sesuai dengan kemampuan borrower.
Dengan melihat tren saat ini, Lily memastikan bahwa pertumbuhan penyaluran pinjaman Kredivo mencapai sekitar 25 persen secara quarter to quarter (qtq). Dan secara year on year (yoy), pertumbuhan mereka masih di kisaran 100 persen.
“Ke depannya, kita melihat bahwa mungkin kita perlu juga melakukan beberapa survei gitu ke pengguna di tahun depan, (terkait) kira-kira produk apalagi yang akan mereka butuhkan gitu dari Kredivo,” tukasnya. (*) Mohammad Adrianto Sukarso
Jakarta – Super App terbaru dari PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), yaitu BYOND by… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan aliran modal asing keluar (capital outflow) dari Indonesia pada pekan kedua… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan bahwa data perdagangan saham pada pekan 11… Read More
Jakarta – Kinerja PT Asuransi Allianz Life Syariah Indonesia atau Allianz Syariah tetap moncer di… Read More
Jakarta - PT BPR Syariah BDS berkomitmen untuk memberikan pelbagai dampak positif bagi nasabahnya di Yogyakarta dan… Read More
Denpasar--Infobank Digital kembali menggelar kegiatan literasi keuangan. Infobank Financial & Digital Literacy Road Show 2024… Read More