Jakarta – PT PEFINDO Biro Kredit mengumumkan permintaan credit score dan informasi kredit debitur oleh lembaga keuangan untuk keperluan analisa kredit mulai meningkat.
Sinyal positif tersebut menyiratkan bahwa aktivitas penyaluran kredit mulai pulih secara berangsur-angsur baik dari sisi permintaan dan penawaran.
Yohanes Arts Abimanyu, Direktur Utama PT PEFINDO Biro Kredit – IdScore mengungkapkan bahwa permintaan (inquiry) credit score dan laporan kredit yang diterima pihaknya terus menunjukkan tren peningkatan dari waktu ke waktu.
“Inquiry yang masuk selama triwulan I 2021 tercatat meningkat 26% dibanding triwulan IV 2020. Jumlah tersebut mencapai hampir 80% dibanding inquiry pada periode yang sama tahun 2020, saat belum terjadi pandemi,” ujarnya, Kamis, 30 April 2021.
Pada triwulan II 2020 saat awal terjadinya pandemi Covid 19, nilai permintaan laporan kredit dan credit score mengalami penurunan yang signifikan namun mulai berangsur-angsur naik pada triwulan III dan IV hingga triwulan I 2021.
Program vaksinasi merupakan salah satu faktor kunci yang mendukung pulihnya aktivitas bisnis. Di sisi lain, berbagai stimulus yang digelontorkan pemerintah, bank sentral dan regulator seperti
penghapusan PPnBM kendaraan bermotor, penurunan BI 7-Day Reverse Repo Rate serta pelonggaran ketentuan uang muka kredit kendaraan bermotor dan properti, menunjukkan hasil posistif posistif yang akan terus mendorong optimisme pertumbuhan kredit tahun ini.
Dalam kondisi saat ini, lembaga keuangan penyalur kredit dan pembiayaan diharapkan tetap mencermati profil risiko debitur dengan melakukan asesmen secara cermat dan terukur.
“Meskipun terjadi peningkatan permintaan, kualitas portfolio kredit tetap harus menjadi fokus utama guna memastikan kestabilan cash flow, kesehatan keuangan dan keberlangsungan bisnis ke depan”
tambah Abimanyu.
Naiknya permintaan kredit menuntut kebijakan pemberian kredit yang prudent serta kecukupan manajemen risiko agar risiko gagal bayar dapat diantisipasi sejak dini guna mencegah kenaikan NPL
dan penurunan kualitas portfolio kredit. Semua jenis informasi dan data dapat dimanfaatkan secara optimal dalam analisa kredit guna menghasilkan credit scoring serta gambaran profil risiko debitur
yang akurat.
“Namun demikian, proses analisa haruslah menggunakan data valid. Penggunaan credit scoring harus menggunakan data dari sumber yang valid dan kredibel agar keputusan yang diambil tepat dan tidak merugikan debitur karena ketidakakuratan data,” jelasnya.
Lebih jauh Abimanyu menambahkan bahwa ditengah maraknya pemanfaatan credit scoring seperti saat ini, perlu dipastikan agar data yang digunakan berkualitas dan memadai, berasal dari sumber terpercaya serta didukung metodologi teruji, sehingga profil debitur yang dihasilkan dapat menggambarkan kondisi yang sebenarnya.
Masyarakat juga dihimbau untuk lebih berhati-hati dalam melakukan pengecekan credit scoring pribadi agar tidak dirugikan dalam proses pengajuan kredit. (*)
Jakarta - Kinerja fungsi intermediasi Bank Jasa Jakarta (Bank Saqu) menunjukkan hasil yang sangat baik… Read More
Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen Indonesia untuk mendukung upaya PBB dalam mewujudkan perdamaian dan keadilan internasional. Termasuk… Read More
Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat outstanding paylater atau Buy Now Pay Later (BNPL) di perbankan… Read More
Jakarta - Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menargetkan jumlah agen asuransi umum mencapai 500 ribu… Read More
Jakarta – Di tengah fenomena makan tabungan alias mantab akhir-akhir ini, pertumbuhan antara ‘orang-orang tajir’… Read More
Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut tren pertumbuhan UMKM cenderung melambat, sejalan dengan risiko kredit UMKM… Read More