Fokus pada kuartal dua, lanjut Ridha adalah untuk terus meningkatkan pengelolaan risiko, serta pengelolaan NPL seiring upaya Bank membersihkan bukunya. Kondisi tersebut seiring adanya pertumbuhan kredit negatif sebesar 23 persen dalam setahunan atau negatif 3 persen dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Namun demikian, pembiayaan syariah menunjukkan pertumbuhan setahunan yang positif sebesar 6 persen. Pertumbuhan pendapatan berbasis biaya (fee based income) yang kuat turut mengimbangi penurunan pendapatan bunga bersih karena total pendapatan tumbuh sebesar 1 persen.
Baca juga: Saham PermataBank Masuk Rekomendasi Beli
Di sisi lain, PermataBank juga terus mempertahankan likuiditas yang kuat seraya mengoptimalkan struktur neraca, dimana Loan to Deposit Ratio (LDR) tercatat sebesar 87 persen pada akhir Juni 2017, dibandingkan dengan 75 persen pada akhir Maret 2017, dan 80 persen pada posisi akhir Desember 2016.
Dengan telah diperkuatnya manajemen risiko, perseroan telah menumbuhkan kembali aset berkualitas baik dan diharapkan pertumbuhan kredit dapat kembali positif pada Semester dua 2017. (*)
Editor: Paulus Yoga
Page: 1 2
Jakarta - PT Bank BTPN Syariah Tbk mencatatkan kinerja yang solid pada kuartal I 2025… Read More
Jakarta – PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance) mengawali 2025 dengan catatan positif. Di… Read More
Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan potensi Indonesia untuk membuka pasar baru dalam perdagangan internasional,… Read More
Jakarta - Pemerintah akan melakukan perubahan kebijakan atau deregulasi sebagai langkah negosiasi perdagangan yang dinilai… Read More
Jakarta – Chief Investment Officer Allianz Indonesia Ni Made Daryanti memproyeksikan, sepanjang tahun 2025 masih… Read More
Jakarta - PT Helios Informatika Nusantara (Helios), perusahaan penyedia infrastruktur digital asal Indonesia, resmi ditunjuk… Read More