News Update

Perlukah Saham BEI Dilepas ke Publik?

Jakarta–Wacana PT Bursa Efek Indonesia (BEI) perlu dicatatkan sahamnya di lantai bursa kembali mencuat, kali ini datang dari mantan Direktur Utama Bursa Efek Jakarta (BEJ) pertama periode 1991-1996, Hasan Zein Mahmud.

Menurut Hasan, BEI yang saat ini perlu menjalankan proses demutualisasi, dengan cara menawarkan sahamnya ke publik. Agar transaksi pasar modal bisa lebih meningkat.

Hasan sendiri menjabat sebagai Dirut BEJ di tahun 1991-1996 dan akhirnya BEJ digabung dengan Bursa Efek Surabaya (BES), menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada saat ini.

“Demutualisasi artinya bisa menjadi PT biasa lewat go public. Saham BEI dicatatkan di bursa, BEI keuntungannya bisa luar biasa,” tutur Hasan kepada wartawan di Gedung BEI Jakarta, Senin, 23 Mei 2016.

Proses demutualisasi sendiri menurut Hasan, sudah dilakukan di bursa negara Tetangga seperti Hong Kong, Singapura dan Australia. Tujuannya, bursa bisa menjadi perusahaan yang dapat mencari profit (keuntungan), dan sahamnya pun bisa dimiliki oleh publik.

Meski demikian, rencana demutualisasi ini masih terganjal dalam undang-undang (UU) pasar modal yang tidak mencantumkan aturan demutualisasi. Maka dari itu, perlu adanya revisi UU tersebut melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

“Memang harus ubah undang-undang, bursa menjadi perusahaan yang mencari profit, pemegang saham masyarakat luas, sehingga memacu keterlibatan masyarakat lebih dalam,” ungkap Hasan.

Pada saat ini, Hasan menuturkan, pemegang saham bursa adalah Anggota Bursa (AB). Jika demutualisasi direalisasikan, maka masyarakat bisa turut andil miliki saham bursa, dan diharapkan bisa membuat transaksi semakin menarik.

Sementara itu, Direktur Keuangan BEI Chaeruddin Berlian menambahkan, kebijakan demutualisasi ini pun masih dalam kajian terhadap semua dampak, ketika bursa melepas sahamnya ke publik.

“Harus diubah UU. Kami masih lihat dampak, itu pun harus dapat persetujuan dari otoritas (OJK). Karena kami masih di bawah otoritas. Sampai saat ini BEI masih mencetak laba bersih. Kami harap tahun ini kinerja bisa tetap positif,” tambah Hasan.

Sekedar informasi, sepanjang 2015 BEI mengalami penurunan laba bersih hingga 69,31% menjadi Rp121,08 miliar dari posisi tahun sebelumnya sebesar Rp394,61 miliar. Padahal pendapatan usaha bursa mengalami peningkatan menjadi Rp970,16 miliar, dari Rp920,86 miliar di tahhun sebelumnya. (*) Dwitya Putra

 

 

Editor: Paulus Yoga

Paulus Yoga

Recent Posts

Pemerintah Targetkan Revisi Aturan DHE SDA Terbit pada Januari 2025

Jakarta – Pemerintah tengah mempersiapkan aturan mengenai revisi kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) Sumber Daya Alam (SDA)… Read More

4 hours ago

Ekspansi Bisnis, J Trust Bank Tambah Kantor Cabang Baru di Bali

Jakarta - PT Bank JTrust Indonesia Tbk (J Trust Bank) terus melakukan ekspansi bisnis dengan memperluas… Read More

4 hours ago

BI Uji Coba Penerapan QRIS Tap Berbasis NFC untuk Pembayaran Lebih Cepat dan Praktis

Jakarta – Bank Indonesia (BI) bersama Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) pionir layanan dan Perum DAMRI… Read More

5 hours ago

Bank Mandiri Salurkan Rp3 Triliun untuk Pemberdayaan Ekonomi Perempuan

Jakarta – Bank Mandiri kembali menegaskan komitmennya dalam pemberdayaan ekonomi perempuan melalui kolaborasi strategis dengan… Read More

6 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Bertahan di Zona Hijau ke Level 6.983

Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (20/12) kembali ditutup bertahan pada… Read More

6 hours ago

Resmi Gandeng Bank Mandiri! Jakarta LavAni Livin’ Transmedia Siap Gebrak Proliga 2025

Suasana saat peluncuran Bank Mandiri jadi sponsor Jakarta LavAni Livin' Transmedia untuk bertanding pada laga… Read More

6 hours ago