“Fintech itu sedang disukai dunia, karena generasi Y, Z berpikir instan dan pragmatis. Paradigma itu yang membuat jadi kenapa enggak dibuat simple (sederhana) saja,” ucap Yosamarta.
Baca juga:
Lebih lanjut dia menambahkan, peluang BPD untuk menggaet nasabah masihlah besar dan dianggap mampu menjadi kompetitor bank konvensional. Kondisi sejalan dengan masih banyak masyarakat yang belum tersentuh akses layanan keuangan (unbankable). Oleh sebab itu, BPD harus berinovasi dalam produknya.
“Inovasi ada di semua sektor, semuanya ada di perbankan. Tapi sekarang inovasi sudah bergeser ke digital. Saat ini core bisnis ada di perbankan. BPD ada captive market yang luar biasa. Unbankable masih banyak sekitar 36 persen, ini masih besar potensinya,” tutupnya. (*)
Editor: Paulus Yoga
Page: 1 2
Jakarta – PT Jalin Pembayaran Nusantara (Jalin) menyoroti pentingnya infrastruktur sistem pembayaran digital untuk mendukung transaksi antarnegara (cross-border). … Read More
Jakarta - Sejumlah bank digital di Indonesia telah merilis laporan keuangan pada kuartal III 2024.… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (18/11) masih ditutup pada zona… Read More
Jakarta - PT IDX Solusi Teknologi Informasi (IDXSTI) pada hari ini (18/11) secara resmi telah… Read More
Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) mencatat penermaan dari sektor usaha ekonomi digital hingga 31 Oktober 2024 mencapai… Read More
Jakarta - Kinerja fungsi intermediasi Bank Jasa Jakarta (Bank Saqu) menunjukkan hasil yang sangat baik… Read More