Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memandang pertumbuhan kredit akhir tahun ini akan melambat seiring dengan peelambatan dan ketidakpastian ekonomi global yang masih akan terus berlangsung.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso di CEO Network 2019. Dirinya menyebut, gejolak perang dagang membuat negara berkembang seperti Indonesia turut mengalami dampak salah satunya pada kredit perbankan.
“Kredit growth tahun lalu 11% namun akhir akhir tahun ini masih ada tanda tanda melambat tapi kita punya ruang tahun depan. Kami yakin akhir tahun masih double digit meskipun low end,” kata Wimboh di Jakarta Kamis 31 Oktober 2019.
Menurutnya, ke depan sektor perbankan harus lebih melebarkan ekspansi kreditnya ke komoditas yang lebih berpotensial seperti manufaktur, sektor rill dan juga segmen pariwisata. Tak hanya itu, Pemerintah juga mendorong perbankan untuk menyalurkan kreditnya ke debitur debitur baru guna lebih memperluas ekspansi bisnisnya.
“Kredit growth perbankan sendiri berapapun siap, pertanyaannya harus diberikan pada siapa jangan sampai hanya diberikan debitur tertentu dan itu itu saja,” kata Wimboh.
Sebagai informasi, berdasarkan data OJK, Kinerja intermediasi lembaga jasa keuangan masih tumbuh positif di bulan September 2019. Kredit perbankan mencatat pertumbuhan sebesar 7,89% yoy, didorong oleh kredit investasi yang tetap tumbuh double digit di level 12,84% yoy. Sementara itu, pertumbuhan piutang pembiayaan masih mengalami moderasi pertumbuhan di level 3,5% yoy.
Sedangkan dari sisi penghimpunan dana, Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan berada dalam tren meningkat sebesar 7,47% yoy, ditopang oleh pertumbuhan deposito sebesar 7,60% yoy. Sementara itu, sepanjang Januari sampai September 2019, asuransi jiwa dan asuransi umum/reasuransi berhasil menghimpun premi masing-masing sebesar Rp136,80 triliun dan Rp75,40 triliun. (*)
Editor: Rezkiana Np
Jakarta– PT Bank KB Bukopin Tbk atau KB Bank (IDX: BBKP) kembali berhasil mempertahankan peringkat… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan suku bunga atau BI Rate sebesar 6… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini (20/11) berbalik… Read More
Jakarta – Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI) menilai Bank Indonesia (BI) masih harus… Read More
Jakarta – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) secara resmi menerbitkan dan memberlakukan pembaruan Peraturan Nomor… Read More
Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan menguat hari ini.… Read More