Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus berupaya memperkuat pengawasan sektor jasa keuangan tidak hanya dari dalam negeri, namun juga melalui kerja sama dengan negara lain. Wimboh Santoso, Ketua Dewan Komisioner OJK menyebut pihaknya sudah melakukan beberapa kerja sama bilateral antar negara untuk memperkuat pengawasan dan perizinan.
“Kerja sama bilateral dengan sejumlah Otoritas Lembaga Jasa Keuangan di berbagai negara juga terus kami perkuat, terutama di industri Fintech, diantaranya dengan Monetary Authority of Singapore (MAS), Securities Commission (SC) Malaysia, dan Banko Sentral Ng Pilipinas (BSP),” ujar Wimboh secara virtual, 11 Oktober 2021.
Melalui koordinasi antar negara, aspek perizinan dan pengawasan sektor jasa keuangan nasional akan semakin kuat. Setiap negara dapat membagikan pengalamannya dalam mengelola sektor jasa keuangan di masing-masing negara. Berbagai kerja sama juga bisa dilakukan dari koordinasi ini.
Lebih jauh, OJK juga memperoleh dukungan dari lembaga multilateral seperti World Bank dan Asian Development Bank. Kedua institusi ini membantu OJK dalam mengembangkan kebijakan di bidang keuangan digital di Indonesia.
“Lembaga jasa keuangan di Indonesia didorong untuk terus relevan dan responsif dengan perkembangan teknologi sehingga mampu memberikan nilai tambah bagi masyarakat dalam mendukung inklusi keuangan maupun menciptakan stabilitas sektor keuangan,” jelas Wimboh. (*)
Editor: Rezkiana Np
Jakarta – Ekonom Senior Core Indonesia Hendri Saparini mengatakan masih terdapat gap yang tinggi antara kebutuhan pendanaan… Read More
Suasana saat penantanganan kerja sama Bank Mandiri dengan PT Delta Mitra Sejahtera dengan membangun 1.012… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut kinerja pasar modal Indonesia masih akan mengalami… Read More
Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menyesuaikan jadwal operasional kantor cabang sepanjang periode… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (19/12) kembali ditutup merah ke… Read More
Jakarta - Senior Ekonom INDEF Tauhid Ahmad menilai, perlambatan ekonomi dua negara adidaya, yakni Amerika… Read More