Jakarta – Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Economic Research Institute for ASEAN and East Asia ERIA melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman tentang program kolaborasi dalam rangka penguatan kerja sama ekonomi internasional Indonesia.
“Hari ini kita menyaksikan penandatanganan kesepahaman antara ERIA atau Economic Research Institute for ASEAN and East Asia. Ini adalah think tank yang masuk dalam top 10 daripada think tank yang di-publish oleh Report Civil Society dan think tank dari University Pennsylvania. Dan ini adalah salah satu think tank ternama yang berkantor di Jakarta,” ujar Airlangga dalam Acara Penandatanganan MoU, Selasa 30 Juli 2024.
Sebagai informasi, Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) merupakan organisasi internasional yang didirikan di Jakarta pada tahun 2008 untuk melakukan kegiatan penelitian dan menyusun rekomendasi kebijakan bagi integrasi ekonomi lebih lanjut di Asia Tenggara dan Asia Timur.
ERIA turut menjadi knowledge partner bagi pengembangan kebijakan negara-negara di kawasan ASEAN dan sebelumnya telah memberikan dukungan kepada Kemenko Perekonomian dalam bentuk kajian, analisis, dan dukungan teknis lainnya.
Baca juga: Menko Airlangga: Indonesia Harus Contoh Jakarta untuk Lolos Middle Income Trap
Dalam kerja sama ini, Kemenko Perekonomian akan melakukan kolaborasi dengan ERIA dalam bentuk studi, publikasi, proyek bersama, dan kegiatan peningkatan kapasitas di bidang kerja sama ekonomi internasional.
Adapun area yang menjadi lingkup kerja sama kedua institusi di antaranya yakni aksesi Indonesia dalam Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) dan Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP), keterlibatan dalam Asia Zero Emission Community (AZEC), pengembangan dan/atau perluasan ekspor Indonesia, penilaian potensi ekonomi industri kendaraan generasi mendatang, pengembangan strategi pembaruan armada jalan yang efisien dan efektif, serta area lain yang disepakai para pihak.
“Saya apresiasi kerja sama dan dukungan yang telah diberikan ERIA kepada Kemenko Perekonomian selama ini. Melalui kerja sama ini, saya harap kerja sama antara kedua pihak dapat semakin erat, khususnya terhadap upaya aksesi Indonesia dalam OECD. Saya yakin dengan sumber daya yang ERIA miliki, akan memperkuat Tim Nasional OECD dalam memenuhi target 3 tahun keanggotaan Indonesia di OECD,” ungkap Airlangga.
Dalam pelaksanaan kerja sama ini, ERIA akan turut menyusun kajian dengan tema besar Future-Ready ASEAN, yaitu bagaimana Asia Tenggara sebagai sebuah kawasan mampu menyiapkan diri untuk isu ekonomi ke depan, seperti semikonduktor dan ekonomi digital. ERIA akan melakukan Kajian Rantai Pasok Semikonduktor di ASEAN dan India.
Asia Tenggara diproyeksikan akan memiliki 10 persen pangsa perakitan dan pengujian semikonduktor global pada 2027. Sementara itu, revenue di pasar semikonduktor di Indonesia diproyeksikan mencapai USD2,9 miliar pada tahun 2029. Oleh karena itu, Indonesia perlu mempersiapkan ekosistemnya secara matang. Skema insentif yang dilakukan India, dapat menjadi referensi bagi Indonesia.
“Terima kasih saya ucapkan atas kerja sama yang baik dan erat dari Kemenko Perekonomian di bawah kepemimpinan Menko Airlangga. Melalui kerja sama ini, kami akan dukung Pemerintah Indonesia melalui Kemenko Perekonomian pada isu-isu kerja sama internasional, seperti upaya peningkatan ekspor, pengembangan industri otomotif, pengembangan ekosistem ekonomi digital dan semikonduktor, dan aksesi Indonesia dalam OECD dan CPTPP,” ujar Presiden ERIA Tetsuya Watanabe.
Baca juga: Hitung-Hitungan Kemenko Perekonomian Soal Dampak Pemilu 2024 ke Pertumbuhan Ekonomi
Terkait ekonomi digital, ERIA akan memberikan dukungan dalam bentuk riset, dukungan kebijakan untuk transformasi digital, dan dukungan ekosistem start-up di kawasan melalui platform E-DISC (ERIA Digital Innovation and Sustainable Economy Centre).
Pemerintah Indonesia sendiri telah meluncurkan Buku Putih Strategi Nasional Pengembangan Ekonomi Digital Indonesia 2030 sebagai panduan bagi pemangku kepentingan ekonomi digital. Di tingkat kawasan, kepemimpinan Indonesia ditunjukkan dengan inisiasi perundingan Digital Economy Framework Agreement (DEFA) pada Keketuaan ASEAN Indonesia 2023 lalu. (*)
Editor: Galih Pratama
Jakarta – Empat varian rasa produk mi instan Indomie milik PT Indofood CBP Sukses Makmur… Read More
Jakarta – Rupiah sempat menembus Rp16.300 per Dolar Amerika Serikat (AS). Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto… Read More
Jakarta - Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik UPN Veteran Jakarta Achmad Nur Hidayat menyatakan menolak… Read More
Jakarta - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyoroti potensi besar negara-negara anggota Developing Eight (D-8)… Read More
Jakarta - BPJS Ketenagakerjaan bersama Himpunan Pengembang Permukiman dan Perumahan Rakyat (Himperra) bersinergi untuk meningkatkan… Read More
Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini, Jumat, 20… Read More