Penerapan asas kesetaraan atau resiprokal yang diperjuangkan otoritas perbankan di Tanah Air dinilai mulai membuahkan hasil. Rezkiana Nisaputra
Jakarta–Asas resiprokal (kesetaraan) yang selama ini diperjuangkan oleh pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dinilai telah membuahkan hasil. Hal ini sejalan dengan keberhasilan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) yang membuka cabangnya di Singapura belum lama ini.
Pernyataan tersebut seperti disampaikan oleh anggota Komisi XI DPR-RI Maruarar Sirait di Jakarta, Jumat 31 Juli 2015. Menurutnya, selama ini perbankan nasional kesulitan untuk bisa berekspansi ke luar negeri khususnya di negara-negara ASEAN, namun sebaliknya bank-bank asing justru dengan mudah mengembangkan bisnisnya di Indonesia.
”Ini adalah prestasi yang konkrit dan terukur dari Pemerintah, OJK, maupun BRI sendiri. Ini bisa jadi awal bagi bank nasional untuk menembus pasar global khususnya di ASEAN. Saya harap setelah pembukaan cabang BRI di Singapura ini bisa diikuti bank BUMN lain untuk melakukan hal yang sama khususnya di ASEAN,” ujarnya.
Selama ini aturan perbankan nasional dinilai lebih terbuka, sehingga memudahkan perbankan asing untuk masuk ke Indonesia. “Akibatnya, ini banyak bank asing bisa membuka cabang, bukan hanya di kota, bahkan sampai kecamatan di Indonesia, dan bahkan lagi diberi perijinan hingga masuk ke sektor mikro,” tukas Maruarar.
Namun, perbankan nasional justru dibuat kesulitan untuk bisa memasuki pasar di luar negeri. Pasalnya, terlalu banyak persyaratan yang rumit yang harus dipenuhi perbankan Indonesia saat hendak melakukan ekspansi cabang di luar negeri khususnya ASEAN. Prinsip kemudahan yang sama seperti diberlakukan di Indonesia ternyata bukan hal mudah untuk perbankan Indonesia yang hendak bereskpansi.
Oleh sebab itu, pemerintah dan regulator harus dapat berjuang agar asas resiprokal di bidang perbankan dapat benar-benar terwujud. “Ini sejarah baru yang dibuat OJK. Saya juga dengar akan dibuka juga cabang bank BUMN di Malaysia dan Korea. Bagi saya ini hal positif dilakukan OJK sebagai regulator perbankan di Indonesia,” tambah Maruarar.
Momentum tersebut harus menjadi awal bagi kunjungan Presiden Jokowi ke negara lain dengan membawa aksi korporasi sejenis. Dengan demikian, perbankan nasional tetap bisa melayani warga Indonesia yang berada di luar negeri. “Sama seperti Bank BRI di Singapura, mereka hadir agar bisa melayani warga negara Indonesia yang jumlahnya puluhan ribu di Singapura,” papar Maruarar.
Ke depan, dirinya berharap agar perbankan nasional, khususnya bank-bank BUMN, dapat memiliki daya saing tinggi dengan bank asing. “Inilah momentum menunjukkan nasionalisme yang disertai dengan daya saing sehingga perbankan nasional bisa eksis dalam jangka panjang,” jelas Ara.
Seperti diketahui Bank BRI telah meresmikan offshore branch atau kantor cabang di Singapura, pada 29 Juli 2015. Direktur Utama BRI Asmawi Syam mengatakan kantor cabang ini menambah jumlah layanan perbankan BRI di luar negeri. Sebelumnya, BRI juga sudah punya cabang di New York, Hongkong, dan Cayman Island.
“Pemilihan Singapura adalah karena negara itu merupakan pusat keuangan yang menjadi penghubung perdagangan di sekitar Asia Pasifik,” tutupnya. (*)
@rezki_saputra
Jakarta - PT Pertamina Hulu Energi Offshore South East Sumatera (PHE OSES) resmi menyalurkan gas bumi ke… Read More
Jakarta - PT PLN (Persero) meluncurkan program Gerakan Tertib Arsip (GEMAR) dan aplikasi New E-Arsip… Read More
Jakarta - Demi meningkatkan kinerja keselamatan dan integritas aset, Pertamina Subholding Upstream Regional Jawa dan PT Badak… Read More
Jakarta - Penyelenggara inovasi teknologi sektor keuangan (ITSK) harus melewati regulatory sandbox milik Otoritas Jasa… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut bersedia mendukung target pertumbuhan ekonomi 8 persen Presiden… Read More
Jakarta - Saat ini, secara rata-rata masa tunggu untuk melaksanakan ibadah haji di Indonesia bisa… Read More