Headline

Peringkat Kredit Konsumer 105 Bank: Ambisi Mandiri Mengalahkan BCA

Oleh Karnoto Mohamad, Wakil Pemimpin Redaksi Infobank

PASAR consumer banking kian menjadi zona panas ketika daya beli melemah dan kelas menengah merosot. Saking panasnya persaingan, sejumlah bank asing harus meninggalkan segmen ini. Citibank telah menjual portofolio kredit konsumernya ke Bank UOB Indonesia pada 2022. Begitu juga Commonwealth Bank yang cabut dari Indonesia dan menjual bisnisnya ke Bank OCBC NISP tahun ini.

Pasar ini pun didominasi bank-bank besar yang memiliki modal dan basis nasabah yang besar. Menurut Biro Riset Infobank per September 2025, 20 bank terbesar menguasai 81,42 persen pasar kredit konsumer. Jika mengambil 10 bank terbesar, pangsa pasarnya 75 persen. Dan lima besar penguasa pasar kredit consumer banking menggenggam pangsa 61,61 persen.  

Pertarungan paling panas terjadi antara Bank Mandiri dan Bank Centra Asia (BCA). Per September 2025, Bank Mandiri yang kini dinahkodai Riduan kian kokoh sebagai rajanya kredit consumer dengan menggenggam pangsa 17,95 persen dari total kredit konsumsi di industri perbankan. Kredit konsumer Bank Mandiri yang sebesar Rp414.05 triliun menyumbang 23,53 persen terhadap total kredit perseroan yang mencapai Rp1.759,69 triliun.  

Pencapaian tersebut tentu membuat Budi G. Sadikin, yang kini menjadi Menteri Kesehatan bisa tersenyum lebar. Sebab, saat memimpin Bank Mandiri pada 2013-2016, dia berambisi ingin membawa Bank Mandiri menaklukan BCA. Begitu juga Agus Martowardojo yang saat memimpin pada 2005-2010 telah menetapkan retail banking sebagai salah satu segmen prioritas di Bank Mandiri, selain wholesales banking, yang kemudian diteruskan kepemimpinan Zulkifli Zaini pada 2010-2013.

Ketika Bank Mandiri dinahkodai Kartika Wirjoatmodjo pada 2016-2019 dan dilanjutkan oleh Royke Tumilar pada 2019-2020, lalu Darmawan Junaidi pada 2020-2025, retail banking Bank Mandiri kian menonjol di pasar. Kepemimpinan silih berganti tapi laju pertumbuhan kredit konsumer Bank Mandiri tidak tertahan.

Baca juga: Bank Mandiri Sabet Indonesia’s Best Corporate, Investment & Wholesale Bank 2025

Pada 2016, kredit konsumer Bank Mandiri tumbuh 13,93 persen menjadi Rp134,61 triliun, sementara BCA naik 9,03 persen menjadi Rp112,06 triliun. Pada 2020 saat pandemi COVID-19, kredit konsumsi Bank Mandiri tetap tumbuh 10,94 persen menjadi Rp240,82 triliun, sementara BCA mencatat penurunan 10,69 persen menjadi Rp121,08 triliun. Pada 2024, kedua raksasa mencatat pertumbuhan kredit consumer yang hampir sama, 12,60 persen untuk Bank Mandiri dan 12,34 persen untuk BCA.

Namun, kendati berhasil menaklukan BCA di pasar kredit konsumer, Bank Mandiri tak bisa sepenuhnya menepuk dada. Sebab, ada kekuatan lain dari BCA yang menjadi indikator keberhasilannya, yaitu penguasaan dana murah serta besarnya basis nasabahnya sehingga bank ini bisa memanen pendapatan berbasis fee yang sangat signifikan. Dengan market share 13,65 persen, bisnis konsumer BCA juga sangat berkualitas dan disegani di pasar sehingga bank ini menang di bottom line.

Di pasar kredit consumer, BCA kini berada di urutan ketiga setelah Bank Mandiri dan Bank Rakyat Indonesia (BRI). Tapi karena kekuatan yang dimiliknya, BCA justru berhasil menaklukan Bank Mandiri dan BRI dari perolehan laba. Per September 2025, BCA berhasil menjadi bank peraih laba terbesar dengan nilai Rp43,41 triliun per September 2025 atau tumbuh 5,66 persen secara year on year.

Baca juga: BCA Gandeng TNI Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana Alam di Sibolga

BCA yang per Juni 2025 dipimpin Gregory Hendra Lembong menggantikan Jahja Setiaatmadja, ini berhasil menaklukan Bank Mandiri dan BRI yang labanya masing-masing menurun 10,22 persen dan 9,10 persen. Pada 2024, Bank Mandiri berhasil menjadi bank dengan laba terbesar yaitu Rp61,16 triliun atau menyalip BRI yang pada 2023 masih mempertahankan posisinya sebagai pencetak laba terbesar, yaitu Rp60,42 triliun.

Apa rahasia Bank Mandiri mengejar BCA di pasar consumer banking dan seperti apa peringkat 105 bank umum di zona panas consumer banking? Adakah prospek bisnis di segmen konsumer bagi bank-bank kecil yang sedang dikejar-kejar OJK untuk menambah modal? Simak selengkapnya di Majalah Infobank Nomor 572 Desember 2025!

Galih Pratama

Recent Posts

Komitmen Pertamina EP Jalankan Praktik Keberlanjutan dan Transparansi Data

Poin Penting Pertamina EP memperkuat praktik keberlanjutan dan transparansi, yang mengantarkan perusahaan meraih peringkat Bronze… Read More

20 mins ago

Konsumsi Produk Halal 2026 Diproyeksi Tumbuh 5,88 Persen Jadi USD259,8 Miliar

Poin Penting Konsumsi rumah tangga menguat jelang akhir 2025, didorong kenaikan penjualan ritel dan IKK… Read More

54 mins ago

Livin’ Fest 2025 Resmi Hadir di Bali, Bank Mandiri Dorong UMKM dan Industri Kreatif

Poin Penting Livin’ Fest 2025 resmi digelar di Denpasar pada 4-7 Desember 2025, menghadirkan 115… Read More

1 hour ago

Sentimen The Fed Bisa Topang Rupiah, Ini Proyeksi Pergerakannya

Poin Penting Rupiah berpotensi menguat didorong ekspektasi kuat pasar bahwa The Fed akan memangkas suku… Read More

2 hours ago

Kesehatan Keuangan TUGU Lampaui Industri, Ini Buktinya!

Poin Penting RBC dan RKI TUGU melampaui industri, masing-masing di 360,9% dan 272,6%, menunjukkan kesehatan… Read More

3 hours ago

Pembiayaan Syariah 2026 Diproyeksi Melejit, Ekonom BSI Soroti “Alarm” NPF Mikro

Poin Penting Pembiayaan perbankan syariah diproyeksi tumbuh dua digit pada 2025–2026, masing-masing menjadi Rp709,6 triliun… Read More

3 hours ago