Jakarta– Pergerkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan hari ini (8/11) terlihat melemah yang berada pada level Rp14.018 per dolar AS dibandingkan penutupan Kamis (7/11), yang berada di level Rp13.998 per dolar AS.
Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menyebutkan, beberapa pelaku
pasar harus mewaspadai kenaikan tingkat imbal hasil obligasi AS.
“Pasar juga mewaspadai kenaikan tingkat imbal hasil obligasi Pemerintah AS terutama tenor 10 tahun. Yield naik ke area 1,97%, angka yang tidak ditemui sejak 1 Agustus 2019. Kenaikan yield ini bisa mendorong penguatan dollar AS terhadap mata uang lainnya,” kata Ariston di Jakarta, Jumat 8 November 2019.
Walau begitu, pihaknya optimis pergerkan rupiah akan stagnan seiring dengan sentimen positif dari negosiasi dagang AS-Tiongkok yang masih berlanjut di pasar AS sehingga menjadi faktor penguat rupiah. “USD ke IDR berpotensi bergerak di kisaran 13.970 hingga 14.050,” kata Ariston.
Sementara, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, (8/11) kurs rupiah berada pada posisi Rp14.020/ US$ terlihat menguat dari posisi Rp14.040/US$ pada perdagangan kemarin (7/11). (*)
Editor: Rezkiana Np
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan Peraturan OJK (POJK) Nomor 27 Tahun 2024 tentang… Read More
Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membeberkan proses pengembangan kegiatan usaha bullion atau usaha yang berkaitan dengan… Read More
Jakarta - PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) mengoptimalkan fasilitas digital banking yang dimiliki sebagai alternatif… Read More
Jakarta - Menjelang libur dan cuti bersama perayaan Natal 2024, indeks harga saham gabungan (IHSG)… Read More
Jakarta - Anggota Komisi VII DPR RI Dina Lorenza menyatakan dukungannya terhadap kenaikan Pajak Pertambahan… Read More
Jakarta – Presiden Direktur PT Rintis Sejahtera, Iwan Setiawan, kembali dinobatkan sebagai salah satu Top… Read More