Jakarta – Ajaib Sekuritas menilai arah pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada bulan Mei 2023 ini masih akan berpotensi untuk menguat terbatas dalam rentang 6.735 – 6.995 yang ditopang oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor ekonomi nasional yang masih solid.
Financial Expert Ajaib Sekuritas, Chisty Maryani, melihat bahwa pelaku pasar dalam negeri masih akan mencermati pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2023 yang akan rilis, dengan ekspektasi ekonomi Indonesia masih akan tercatat tumbuh positif pada tiga bulan pertama ini.
“Faktor pendorong lainnya juga berasal dari membaiknya kinerja emiten di tengah kembali padatnya mobilitas sosial masyarakat. Dari hal tersebut inilah yang menyebabkan tingginya optimisme pelaku pasar domestik tumbuh karena potensi rilis kinerja emiten pada kuartal I-2023 yang positif,” ucap Chisty dalam risetnya, 2 Mei 2023.
Lebih lanjut, Chisty menjelaskan bahwa sektor consumer goods, sektor ritel, dan sektor komoditas pertambangan logam dan mineral diproyeksi menjadi sektor yang prospektif di bulan Mei ini dan dapat dipertimbangkan.
“Katalis yang mempengaruhi sektor tersebut diantaranya adalah meningkatnya UMP hingga maksimal 10% sejak awal tahun sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat yang secara otomatis meningkatkan permintaan terhadap suatu produk dan akan menguntungkan emiten pada sektor konsumer dan sektor ritel,” imbuhnya.
Kemudian, sektor komoditas pertambangan logam dan mineral dipengaruhi oleh sentimen terkait kembali dibukanya ekonomi China, dimana hal tersebut tentunya meningkatkan permintaan komoditas pertambangan logam dan mineral tumbuh untuk kebutuhan manufaktur.
“Hilirisasi Nikel di Indonesia juga berpotensi menciptakan nilai tambah akan nilai jual produk. Serta industri baterai listrik saat ini juga turut mendorong permintaan akan komoditas ini tumbuh signifikan sehingga sangat berdampak positif untuk saham-saham nikel di masa depan,” ujar Chisty.
Adapun, secara historikal IHSG pada bulan Mei memang cenderung mencatat pelemahan, pada tahun 2022 lalu IHSG terkoreksi 1,11%, di tahun 2021 melemah 0,80%, 2020 menguat 0,79%, 2019 terkoreksi 3,81%, dan di 2018 terkoreksi 3,14%.
Di lima tahun terakhir hanya pada bulan Mei tahun 2020 pergerakan IHSG terpantau positif 0,79%. Sehingga muncul sebuah istilah sell in May and Go Away. Namun untuk Mei 2023 ini, pergerakan IHSG berpeluang positif dengan mempertimbangkan sejumlah faktor dan katalis pendorongnya. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra
Jakarta - Stasiun Whoosh Karawang akan resmi melayani penumpang mulai 24 Desember 2024. Pembukaan ini… Read More
Jakarta – Pemerintah tengah mempersiapkan aturan mengenai revisi kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) Sumber Daya Alam (SDA)… Read More
Jakarta - PT Bank JTrust Indonesia Tbk (J Trust Bank) terus melakukan ekspansi bisnis dengan memperluas… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) bersama Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) pionir layanan dan Perum DAMRI… Read More
Jakarta – Bank Mandiri kembali menegaskan komitmennya dalam pemberdayaan ekonomi perempuan melalui kolaborasi strategis dengan… Read More
Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (20/12) kembali ditutup bertahan pada… Read More