“Pertumbuhan ekonomi tidak mampu tumbuh lebih tinggi dari tahun 2015 karena adanya pelemahan belanja pemerintah pada tahun 2016,” tukas Kepala Perwakilan BI DKI Jakarta, Doni P. Joewono dalam keterangannya yang diterima redaksi hari ini.
Ia menjelaskan, penghematan anggaran di tingkat pemerintah pusat untuk mengurangi defisit APBN berdampak pada kontraksi pertumbuhan konsumsi pemerintah di DKI Jakarta pada akhir tahun. Hal ini berdampak pada melemahnya pertumbuhan PDRB pada triwulan IV-2016 sebesar 5,51 persen (yoy) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 6,10 persen (yoy).
Baca juga: Jokowi Ingin Pertumbuhan Ekonomi di Atas 6 Persen
Penghematan anggaran juga berimplikasi pada penundaan pemberian Dana Bagi Hasil (DBH) kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang berimplikasi pada tertundanya beberapa proyek di Jakarta sehingga menyebabkan investasi bangunan di Jakarta tumbuh melambat.
Dari sisi lapangan usaha, membaiknya konsumsi di ibukota turut mendorong peningkatan pertumbuhan sektor perdagangan, informasi dan telekomunikasi, transportasi dan pergudangan, serta jasa perusahaan. Sementara, sektor industri pengolahan pada tahun 2016 ini tumbuh melemah sejalan dengan kinerja ekspor DKI Jakarta yang masih mengalami pertumbuhan negatif. (Bersambung ke halaman berikutnya)
Poin Penting BTN telah menyalurkan total bantuan Rp13,17 miliar melalui Program TJSL untuk korban bencana… Read More
Poin Penting Pollux Hotels Group menerbitkan obligasi berkelanjutan perdana dengan penjaminan penuh dan tanpa syarat… Read More
Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More
Poin Penting Seluruh bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, dan BTN memastikan layanan perbankan… Read More
Poin Penting Bank Jateng membagikan dividen Rp1,12 triliun kepada Pemprov dan 35 kabupaten/kota di Jateng,… Read More
Poin Penting Perencanaan keuangan krusial bagi freelancer untuk mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat, proteksi,… Read More