Jakarta – Bank Indonesia (BI) terus berupaya untuk terus meningkatkan peredaran rupiah yang layak edar di wilayah perbatasan. Salah satu langkah yang dilakukan dengan meningkatkan program kas keliling.
Upaya Bank Sentral tersebut dinilai sangat positif. Bahkan dengan peningkatan penggunaan rupiah yang layak di wilayah perbatasan, dapat meningkatkan ekonomi wilayah perbatasan itu sendiri.
“Di perbatasan itu kan ada yang transaksi menggunakan dua mata uang. Kalau rupiah semakin banyak yang beredar, berarti nilai rupiah akan semakin kuat, itu bisa meningkatkan ekonomi secara tidak langsung,” ujar Direktur dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati, di Jakarta, Kamis, 22 Desember 2016.
Tak hanya itu, dengan semakin banyaknya masyarakat di perbatasan yang menggunakan rupiah, maka neraca perdagangan di wilayah yang bersangkutan dapat membaik. Dengan begitu bisa menjadikan dasar potensi ekonomi di wilayah tersebut.
“Memang sekilas sederhana, tapi dampaknya sangat besar,” tegas Enny.
Sementara itu, guna meningkatkan penguatan penggunaan rupiah di wilayah perbatasan, BI salah satunya melalui Kantor Perwakilan (KPW) Kalimantan Barat akan meningkatkan jumlah kas keliling.
Kepala Perwakilan BI Kalimantan Barat Dwi Suslamanto menambahkan, tahun ini KPW BI Kalbar telah menyelenggarakan 13 kas keliling di 13 lokasi yang berbeda dengan jumlah yang sudah diedarkan mencapai Rp29 miliar.
Menurutnya, program kas keliling ini setiap tahun akan terus ditingkatkan. Rencananya pada 2017 akan ada 15 kali kas keliling dimana beberapa diantaranya akan dilaksanakan di daerah baru yang sebelumnya belum pernah dijangkau. Daerah itu salah satunya di Nanga Tayab yang berada di Kabupaten Ketapang.
“Tahun depan kami akan sasar daerah-daerah yang tidak tersentuh dengan alat transportasi biasa. Kami akan gunakan perahu atau motor yang ada gerobaknya di belakang,” ucap Dwi.
Tak hanya mengandalkan kas keliling, BI juga bekerjasama dengan Bank Kalimantan Barat (Kalbar) dalam menyelenggarakan Kas Titipan. Dengan program ini maka Bank Indonesia bisa menitipkan sejumlah Rupiah yang layak edar untuk bisa didistribusikan ke warga perbatasan.
Sebelumnya, dalam pertemuan tahunan BI 2016, Gubernur BI Agus DW Martowardojo mengatakan, di sisi pengelolaan uang rupiah (PUR), BI terus mendorong clean money policy hingga ke wilayah terpencil dan terluar melalui masterplan Centralized Cash Network Plan (CCNP).
“Selain itu BI akan meningkatkan kualitas jaringan dan kapabilitas dari Kantor Perwakilan BI di tingkat provinsi maupun kota, guna meningkatkan value proposition yang dimiliki, khususnya dalam menjalankan tugas di bidang moneter, makroprudensial, serta sistem pembayaran dan pengelolaan uang rupiah,” kata Agus.
Selama 2016 sendiri, BI telah melaksanakan program kas keliling yang salah satunya bertujuan menggantikan uang lusuh dan tak layak edar di seluruh provinsi terutama wilayah perbatasan terluas. Hal ini akan terus dilakukan BI sebagai upaya menjaga kedaulatan bangsa. (*)
Jakarta – Evelyn Halim, Direktur Utama Sarana Global Finance Indonesia (SG Finance), dinobatkan sebagai salah… Read More
Jakarta - Industri asuransi menghadapi tekanan berat sepanjang tahun 2024, termasuk penurunan penjualan kendaraan dan… Read More
Jakarta - Industri perbankan syariah diproyeksikan akan mencatat kinerja positif pada tahun 2025. Hal ini… Read More
Jakarta - Presiden Direktur Sompo Insurance, Eric Nemitz, menyoroti pentingnya penerapan asuransi wajib pihak ketiga… Read More
Senior Vice President Corporate Banking Group BCA Yayi Mustika P tengah memberikan sambutan disela acara… Read More
Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat sejumlah pencapaian strategis sepanjang 2024 melalui berbagai… Read More