News Update

Perebutan Dana jadi Alasan Bunga Kredit Belum Turun

Jakarta – Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memandang penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) belum dapat ditransmisikan oleh pelaku industri perbankan nasional.

Ekonom Senior Indef Aviliani menilai, persaingan perebutan dana antara produk pemerintah dan perbankan membuat bank belum menurunkan bunga kredit.

“Penurunan suku bunga kredit dipengaruhi kuat oleh suku bunga deposito, sedangkan transmisi penurunan suku bunga kredit membutuhkan waktu karena deposito perbankan memiliki jangka waktu kontrak. Ketika BI 7 DRR turun, bank tidak bisa langsung merespons dan perlu melakukan penyesuaian terhadap suku bunga deposito baru,” jelas Aviliani di Jakarta, Jumat 20 Desember 2019.

Selain itu, menurutnya perbankan juga sedang menghadapi ketatnya likuiditas yang membuat perbankan mempertahankan suku bunga deposito tinggi untuk mendorong DPK, sehingga tingginya suku bunga deposito membuat suku bunga kredit sulit turun dalam waktu dekat.

Oleh karena itu, menurutnya kedepan harus dilakukan sinergitas antara bank dengan pemerintah agar tidak terjadi perebutan dana.
Selain itu, performa likuiditas yang tercermin pada LDR sejak 2018 juga masih terus meningkat hingga 94,3 persen pada Q-III/2019 yang disebabkan karena pertumbuhan DPK yang stagnan sedangkan pertumbuhan kredit meningkat signifikan selama dua tahun terakhir.

Menurutnya, fenomena ini terjadi karena DPK saat ini lebih banyak masuk ke obligasi pemerintah, sehingga menyebabkan likuiditas bank menurun. Perlambatan DPK juga terjadi karena adanya perebutan dana (crowding out effect) antara obligasi pemerintah dengan dana masyarakat. (*)

Editor: Rezkiana Np

Suheriadi

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

11 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

12 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

13 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

14 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

14 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

15 hours ago