Jakarta – Pada pembukaan perdagangan perdana di 2025, tepatnya pada Kamis, 2 Januari pukul 9.00 WIB, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat ke level 7.103,14 atau naik 0,33 persen dari level 7.079,90.
Dalam pembukaan perdana tahun ini, dibuka oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, mewakili Presiden Prabowo Subianto yang batal menghadiri agenda tersebut.
Menkeu turut didampingi oleh Gubernur Bank Indonesia, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan RI, Ketua Dewan Komisioner Lembaga Pinjamin Simpanan, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK RI, serta Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan statistik RTI Business pada perdagangan IHSG hari ini, sebanyak 542,12 juta saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 19 ribu kali, serta total nilai transaksi tercatat mencapai Rp221,04 miliar.
Baca juga: IHSG Diprediksi Bergerak Variatif di Awal Perdagangan 2025
Baca juga: BEI Bersama KPEI dan KSEI Kenalkan Kontrak Berjangka Indeks Asing
Kemudian, tercatat terdapat 85 saham terkoreksi, sebanyak 197 saham menguat dan 259 saham tetap tidak berubah.
Sebelumnya, Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, melihat IHSG secara teknikal pada hari ini diprediksi bergerak variatif dalam rentang level 7.000 hingga 7.110.
“Pada perdagangan Senin (30/12/2024) IHSG ditutup naik 0,62 persen atau plus 43,33 poin ke level 7.079. IHSG hari ini (2/1/2025) diprediksi bergerak mixed dalam range 7.000-7.110,” ucap Ratih dalam risetnya di Jakarta, 2 Januari 2025.
Adapun sentimen yang memengaruhi pergerakan IHSG hari ini adalah IHSG yang rebound pada akhir perdagangan bursa di 2024. Namun, jika diakumulasi sejak awal tahun atau year to date (ytd) IHSG terkoreksi 2,65 persen.
Berbagai katalis mempengaruhi volatilitas pergerakan IHSG di 2024, mulai dari kondisi ekonomi hingga politik, yang memberikan dampak pada lemahnya daya beli, serta depresiasi nilai tukar rupiah.
Di sisi lain, Pemerintah resmi mengenakan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12 persen hanya untuk barang mewah (PPnBM).
Sedangkan dari mancanegara, indeks utama Wall Street kompak mengalami koreksi di akhir tahun. Hal ini memberikan sinyal atas kehati-hatian The Fed dalam memangkas suku bunga lanjutan di 2025 dan kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat Donald Trump. (*)
Editor: Galih Pratama
Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More
Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More
Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More
Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More
Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More
Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More