Jakarta – Direktur Utama Jakarta Futures Exchange (JFX) atau Bursa Berjangka Jakarta (BBJ), Stephanus Paulus Lumintang meyakini, perdagangan berjangka komoditas di Indonesia masih punya potensi menjanjikan di 2023. Meski banyak ekonom dan analis memprediksi adanya potensi resesi ekonomi global, daya tahan ekonomi Indonesia masih kuat, dan terbantu booming komoditas.
“Apapun keadaan ekonomi yang mungkin terjadi, inflasi tinggi ataupun deflasi. Bahkan banyak diramal bakal terjadi resesi ekonomi. Tapi kita melihat banyak pelaku bisnis yang punya kepentingan untuk berinvestasi ataupun melakukan mitigasi risiko melalui perdagangan berjangka,” ujar Paulus di kantor JFX, Jakarta, Kamis, 15 Desember 2022.
Stephanus menambahkan, jika resesi benar terjadi, mungkin akan ada perlambatan ataupun pengurangan produksi dari sejumlah komoditas. Namun supercyle komoditas yang sudah berlangsung sejak 2020 seakan menjadi berkah bagi Indonesia. Kenaikan harga komoditas diikuti juga dengan harga yang tinggi, sehingga mampu memperkuat daya tahan perekonomian Indonesia.
Sebagai bursa yang menaungi perdagangan berjangka komoditas, JFX juga sudah menyiapkan dan menjalankan sejumlah langkah antisipatif, termasuk dengan meluncurkan produk-produk untuk kontrak yang lebih kecil, seperti emas 10 gram (Gol 10) dan Olein 100 kg (Ole 01) pada akhir September 2022 lalu.
“Dengan kontrak-kontrak bersize lebih kecil, bisa dijangkau semua level investor. Tujuan kita tidak hanya sekadar untuk memitigasi risiko tapi juga agar masyarakat mulai belajar bagaimana berinvestasi dengan modal yang masuk akal, yang tercukupi. Tidak dipaksakan harus punya modal besar baru bisa masuk ke pasar. Ini yang akan kita tangkap. Di mana kami yakin di 2023 meskipun banyak ekonom dan analis yang mengatakan bahwa 2023 tahun yang berat, pasar akan tetap tumbuh,” paparnya.
Di tahun 2023, JFX juga optimis target kenaikan transaksi multilateral sebesar 30% seperti yang ditargetkan Bappebti akan terwujud, terutama dengan adanya kontrak-kontrak baru yang dilaunching tahun ini. JFX juga akan meluncurkan beberapa produk baru pada 2023, termasuk pasar fisik kopra.
“Tapi tujuan utama kita bukan kenaikan transaksi 30%,40% atau 50%, tapi utamanya adalah tercipta price reference, sehingga tercipta kuantitas yang tinggi dengan kualitas yang baik. Ini yang kita ramu dan kita siapkan untuk 2023 mendatang,” tegas Paulus.
Sebagai informasi, hari ini, JFX dan Kliring Berjangka Indonesia (KBI) melakukan penyerahan hadiah untuk para pemenang trading competition untuk kontrak Gol 10 dan Ole 01. Real trading competition diperuntukkan bagi nasabah pialang JFX dengan total hadial mencapai Rp600 juta, termasuk 2 unit mobil. Lalu untuk kalangan mahasiswa digelar demo trading competition dengan hadiah mencapai Rp30 juta. (*) Ari Astriawan
Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan bahwa sejumlah barang dan jasa, seperti… Read More
Jakarta - Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Sedunia Paus Fransiskus kembali mengecam serangan militer Israel di jalur… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik dibukan naik 0,98 persen ke level 7.052,02… Read More
Jakarta – Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengungkapkan bahwa kebijakan pemerintah terkait kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)… Read More
Jakarta - Harga emas Antam atau bersertifikat PT Aneka Tambang hari ini, Senin, 23 Desember… Read More
Jakarta – Direktorat Jenderal Pajak (DJP) buka suara terkait dengan transaksi Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS)… Read More