News Update

Perbankan Nasional Diminta Segera Terapkan Green Banking

Jakarta – Bank-bank yang beroperasi di Indonesia diminta segera mengadopsi dan mengimplementasikan praktek investasi hijau  sebagai bagian dari praktek perbankan hijau (green banking) yang saat ini menjadi arus utama global perbankan dalam mendukung keberlanjutan lingkungan dan sumber daya alam (SDA).

Koordinator Indonesian Working Group on Forest Finance (IWGFF), Willem Pattinasarany mengatakan, langkah konkrit yang dapat dilakukan adalah dengan cara mengadopsi dan mengimplementasi prinsip Free Prior Informed Consent (FPIC), serta membentuk divisi khusus dalam penilaian risiko lingkungan di setiap perbankan.

Sementara itu, diranah regulator sendiri, kata dia, perlu diterbitkan kebijakan yang menjadi pedoman teknis bagi bank-bank dalam mengimplementasikan praktek investasi hijau, dan juga meningkatkan kapasitas bank dalam mengimplentasikan praktek investasi hijau, sekaligus memonitor kepatuhan bank-bank terhadap pedoman tersebut, hingga memberikan insentif dan disinsentif.

Di sisi lain, sejalan dengan roadmap OJK tentang keuangan berkelanjutan, pihaknya
mengusulkan beberapa prinsip investasi hijau yang perlu diterapkan oleh bank, yakni untuk pengelolaan risiko, di mana perbankan diharapkan dapat mengintegrasikan aspek perlindungan lingkungan hidup dan sosial dalam manajemen risikonya.

“Kemudian untuk pengembangan sektor eknomi prioritas berkelanjutan, bank perlu memberikan dukungan berupa pendanaan secara inklusif dalam kegiatan usaha yang berkelanjutan untuk memberikan perlindungan kawasan hutan,” ujarnya di Jakarta, Kamis, 28 Juni 2018.

Selanjutnya, untuk mendorong tata kelola lingkungan, sosial dan pelaporan, tambah dia, perbankan harus dapat mempraktikkan tata kelola lingkungan dan sosial yang baik dalam skema pendanan sektor industri berbasis lahan (land based industry/LBI). Bank juga harus meningkatkan kapasitas dan kemitraan  kolaboratif.

“Untuk itu bank perlu mengembangkan kapasitas SDM dan teknologi informasi untuk mendukung pengelolaan risiko, tata kelola, dan pengembangan sektor ekonomi prioritas berkelanjutan,” ucapnya. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

IHSG Sesi I Ditutup pada Zona Hijau di Level 7.167

Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini, Jumat, 3… Read More

27 mins ago

DJP Pastikan Biaya Langganan Netflix dkk Tidak Kena PPN 12 Persen

Jakarta – Direktorat Jenderal Pajak (DJP) memastikan biaya langganan platform streaming digital seperti Netflix hingga Spotify tidak… Read More

42 mins ago

Soal Transisi Pengawasan Aset Kripto, Begini Update dari Bos OJK

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan pengalihan pengaturan transaksi aset kripto dari Badan Pengawas… Read More

1 hour ago

Anti Ribet! Begini Cara Daftar JKN Mobile bagi Pengguna Baru, Serta Panduan Antrean Faskes

Jakarta – Pendaftaran JKN Mobile untuk pengguna anyar cukup mudah. Ada berbagai keuntungan jika Anda… Read More

2 hours ago

DJP Pastikan Dana Pelanggan yang Terlanjur Kena PPN 12 Persen Akan Dikembalikan

Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan akan mengembalikan kelebihan pajak jika… Read More

2 hours ago

Bos BNI Beberkan Strategi Jaring Dana Murah di 2025

Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI membidik pertumbuhan Dana Pihak Ketiga… Read More

2 hours ago