Ketua Umum Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) Hery Gunardi. (Foto: istimewa)
Poin Penting
Jakarta – Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) menyebutkan perbankan meramal pertumbuhan kredit di tahun depan hanya akan berada di single digit.
Hery Gunardi, Ketua Umum Perbanas menjelaskan, angka tersebut berada di batas bawah pertumbuhan kredit 8 sampai 11 persen yang ditargetkan Bank Indonesia (BI) pada tahu ini.
“BI dan perbankan memprediksi perutmbuhan kredit masih single digit pada 2026,” ujar pria yang juga menjabat sebagai Direktur Utama BRI ini dalam Big Conference 2025, dikutip Selasa, 9 Desember 2025.
Baca juga: OJK Tuntaskan Penyidikan Dugaan Tindak Pidana Kredit Fiktif di Bank Kaltimtara
Secara lebih rinci, PT Bank Mandiri memproyeksikan pertumbuhan kredit di level 9,9 persen, PT Bank Central Asia (BCA) sebesar 9 persen, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) 8,7 hingga 11,5 persen, dan PT Bank Negara Indonesia (BNI) 11 persen. Sementara Bank Indonesia pada level 8 hingga 12 persen pada akhir tahun 2026.
Hery mengatakan, perbankan melihat perekonomian di 2026 akan lebiih baik dari 2025. Hal itu tercermin dari proyeksi pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dari capaian 2025.
“Kalau kita lihat pertumbuhan ekonomi berkisar antara rata-rata bank atau BI proyeksinya antara 5,1 hingga 5,33 persen, ini adalah angka-angka range dimana kita melihat bahwa optimis lebih baik dibandingkan tahun ini,” jelasnya.
Baca juga: Efek Dana Pemerintah di Himbara Tak Bisa Instan Dorong Kredit, Ini Penjelasan Ekonom
Meski demikian, kata Hery, masih terdapat tantangan utama yang terletak pada menurunnya daya beli masyarakat dan minimnya ekspansi dunia usaha. Alhasil, permintaan kredit menurun drastis yang membuat pertumbuhannya menjadi single digit.
“Kalau kita lihat sekarang pebisnis masih wait and see. Jadi mau masuk sektor mana, menunggu, melihat kondisi lebih baik lagi utnuk mendukung pertumbuhan,” tutupnya. (*)
Editor: Galih Pratama
Poin Penting Easycash luncurkan MOJANG sebagai panduan praktis agar generasi muda dapat mengelola keuangan dengan… Read More
Poin Penting Penghapusan SLIK dinilai berisiko tinggi karena berpotensi meningkatkan kredit macet (NPL) akibat hilangnya… Read More
Poin Penting Ketidakpastian ekonomi global berada pada level tertinggi dalam lebih dari satu dekade, dipicu… Read More
Poin Penting ADB memberi pinjaman USD500 juta untuk mendukung reformasi pendidikan, kesehatan, keterampilan, dan perlindungan… Read More
Poin Penting Mandiri BFN Fest 2025 resmi dibuka AFTECH sebagai puncak Bulan Fintech Nasional, menjadi… Read More
Poin Penting Indonesia memiliki potensi besar social commerce, dengan 60 juta pengguna media sosial dan… Read More