Sementara itu, terkait dengan laju inflasi di 2016 dianggap juga masih terkendali, bahkan hingga Desember 2016 tingkat inflasi akan sebesar 3,1%. Menurutnya, rencana pemerintah untuk menaikkan tarif listrik (TTL) 900 watt tidak akan mendorong inflasi untuk keluar dari kisaran target BI 4% plus minus 1%.
“Mengenai inflasi di tahun depan masih ada risiko. Kami dari BI berharap agar rencana kenaikan harga elpiji dan TTL 450 watt tidak direalisasikan dengan menumpuk di tahun 2017,” ujar Juda. (Baca juga: Inflasi Oktober Tetap Terkendali)
Lebih lanjut dia mengungkapkan, defisit neraca transaksi berberjalan hingga Kuartal III-2016 sebesar 1,8% dari PDB. “Kami merevisi harga komoditas ekspor kita, tahun ini diperkirakan positif 3,2%. Sehingga, current account deficit untuk keseluruhan tahun ini bisa di bawah 2%,” katanya.
Sedangkan terkait dengan kondisi global, kata dia, sejauh ini pihaknya memandang bahwa kegiatan ekonomi Global yang masih dibayangi ketidakpastian, sulit diharapkan untuk memberikan kontribusi positif ke perekonomian domestik.
Dengan demikian, jelas Juda, tantangan ekonomi di 2016 dan pada tahun depan masih akan datang dari dinamika ketidakpastian di tingkat global. “Dari sisi global memang belum diharapkan. Proyeksi pertumbuhan ekonominya 3% untuk tahun ini dan tahun depan sebesar 3,2%,” tutupnya. (*)
Editor: Paulus Yoga
Page: 1 2
Jakarta - PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) menggelar event literasi keuangan bertajuk “Sampoerna High… Read More
Jakarta - Official Banking Partner konser Maroon 5 di Jakarta, Bank Mandiri berhasil melayani penjualan… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan data perdagangan saham pada pekan ini 23… Read More
Jakarta – PT Terang Dunia Internusa Tbk (UNTD), produsen sepeda dan motor listrik terus memperkuat… Read More
Jakarta - PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) menargetkan pertumbuhan total jumlah nasabah sebesar… Read More
Pengunjung tengah memadati acara CIMB Niaga XTRA XPO, yg digelar di Jakarta. Direktur Consumer Banking… Read More