Nasional

Perang Israel vs Hamas Memanas, Apa Dampaknya Bagi Ekonomi RI?

Jakarta – Konflik perang Israel-Hamas berpotensi menambah kekhawatiran terhadap dampak ekonomi global yang saat ini tengah melambat dihantam perang Rusia-Ukraina dan pasar Amerika Serikat (AS) yang kemungkinan akan mempertahankan bunga tinggi lebih lama.

Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan, hingga kini lembaga sentral keuangan tersebut terus memantau perang Israel-Hamas yang telah menimbulkan ribuan korban jiwa di antara kedua kubu tersebut. Meski begitu, IMF menilai masih terlalu dini dampak ekonomi global.

“Kami sangat sedih atas hilangnya nyawa. Kami memantau situasi ini dengan cermat. Namun, masih terlalu dini untuk mengatakan apa pun mengenai konsekuensi ekonomi,” kata juru bicara IMF, dikutip US News, Selasa (10/10).

Baca juga: Imbas Perang Israel vs Hamas, Harga Minyak dan Emas Kompak Naik

Sebelumnya, Ekonom dari Bank for International Settlements Agustin Carstens sudah menyampaikan hal serupa. Akan tetapi, dirinya mengakui bahwa konflik perang tersebut berpotensi menambah kekhawatiran yang tak bisa diprediksi terhadap perekonomian global.

“Masih terlalu dini untuk mengatakan dampaknya, meski pasar minyak dan ekuitas mungkin akan terkena dampak secara langsung,” jelasnya dikutip Selasa (10/10).

Diketahui, harga minyak mentah melonjak sebesar 4 persen pada perdagangan Senin (9/10). Instrumen seperti emas dan dolar AS pun ikut terkerek di tengah memanasnya perang Israel-Hamas.

Dinukil CNBC, Selasa (10/10), harga minyak Brent naik 4,2 persen atau USD3,5, menjadi USD88,15 per barel. Adapun, harga minyak mentah West Texas Intermediate AS melonjak di USD86,38 per barel, naik USD3,59 atau 4,3 persen.

Pihaknya menambahkan, apapun sumber ketidakpastian ekonomi akan menunda pengambilan keputusan, meningkatkan premi risiko, dan kekhawatiran mengenai di mana harga minyak akan dibuka.

“Pasar juga akan mengikuti skenario yang ada. Pertanyaannya apakah pengulangan akan membuat keseimbangan jangka panjang menjadi tidak seimbang?” pungkasnya.

Dampak Perang Israel dan Hamas ke Indonesia

Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah menilai, konflik perang yang terjadi antara Israel-Hamas tidak akan terlalu memberikan dampak kepada ekonomi dunia dan diperkirakan hanya bersifat temporer semata.

“Tapi kalau perang ini meluas, melibatkan banyak negara yang pro israel dan pro Palestina, maka dampaknya akan lebih besar dan signifikan kepada perekonomian dunia,” katanya saat dihubungi Infobanknews, Selasa (10/10).

Sebab kata dia, rantai pasok yang sudah terganggu oleh perang Rusia-Ukraina akan semakin terganggu. Harga minyak dan komoditas lain khususnya pangan pun bisa melonjak tinggi. Inflasi dan suku bunga akan terus tinggi menekan pertumbuhan ekonomi dunia.

“Termasuk harga BBM di Indonesia. Ada peluang harga BBM akan naik lagi. Jika konflik Israel-Hamas meluas ke berbagai negara produsen minyak besar dunia,” tandasnya. 

Sementara, Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada fahmy Radhi menambahkan, meski harga minyak mentah dunia melonjak akibat konflik Israel-Hamas, namun tidak akan menyebabkan kenaikan harga BBM di Tanah Air. 

Baca juga: Perang Hamas vs Israel Memanas, Bagaimana Nasib WNI di Palestina?

Pasalnya, baik Israel dan Hamas bukan pemain minyak besar dunia. Israel sendiri mempunyai dua kilang minyak dengan kapasitas gabungan sekitar 300.000 barel per hari. 

Israel sendiri tidak memiliki produksi minyak mentah dan kondensat berarti. Begitu juga dengan Palestina yang tidak menghasilkan minyak.

Namun, konflik perang tersebut terjadi di depan pintu wilayah penghasil dan ekspor minyak utama bagi konsumen global.

“Kenaikan harga BBM di Tanah Air biasanya terjadi mendekati siklus musin dingin yang puncaknya terjadi bulan Desember. Biasanya, permintaan minyak mentah akan meningkat dan harganya bisa menyentuh USD90 per barel,” pungkasnya. (*)

Editor: Galih Pratama

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Mau ke Karawang Naik Kereta Cepat Whoosh, Cek Tarif dan Cara Pesannya di Sini!

Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More

6 hours ago

Komitmen Kuat BSI Dorong Pariwisata Berkelanjutan dan Ekonomi Sirkular

Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More

8 hours ago

Melalui Program Diskon Ini, Pengusaha Ritel Incar Transaksi Rp14,5 Triliun

Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More

8 hours ago

IHSG Sepekan Anjlok 4,65 Persen, Kapitalisasi Pasar Ikut Tertekan

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More

11 hours ago

Aliran Modal Asing Rp8,81 Triliun Kabur dari RI Selama Sepekan

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More

16 hours ago

Bos BRI Life Ungkap Strategi Capai Target Bisnis 2025

Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More

17 hours ago