Categories: Analisis

Peran Kelas Menengah Dalam Menggerakkan Ekonomi

Meningkatnya jumlah masyarakat kelas menengah menjadi salah satu penggerak ekonomi. Sejumlah negara berkembang mencatatkan populasi kelas menengah yang terus meningkat. Jumlah terbesar ada di Asia. Apriyani Kurniasih.

Jakarta—Indonesia dipadati oleh masyarakat kelas menengah. Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah masyarakat yang naik ke kelas menengah di Indonesia terus meningkat. Menurut sejumlah sumber, kini, jumlah masyarakat di kelas menengah mencapai sektar 160 juta jiwa. Populasi ini menjadi sumber potensi bagi sejumlah pebisnis. Ditambah dengan kondisi ekonomi Indonesia yang relatif masih terjaga, tak heran jika sejumlah investor asing gesit melancarkan agresi ekspansinya di Indonesia.

Namun meningkatnya jumlah masyarakat kelas menengah tak hanya menjadi tren di Indonesia. Lembaga survey Lamudi menyebutkan, tren berkembangnya masyarakat kelas menengah terjadi hampir di berbagai penjuru dunia.

Menurut Pew Research Center, dalam satu dekade terakhir ada sekitar 63 juta orang yang masuk ke dalam golongan kelas menengah di Amerika Latin. Sementara di Nigeria, diperkirakan ada potensi peningkatan jumlah masyarakat kelas menengah hingga 600% di antara tahun 2000 – 2014.

Pada 2030, Earnst & Young (EY) memperkirakan, 2 per 3 dari masyarakat kelas menengah hidup dan tinggal di Asia Pasifik. Seiring dengan bertambahnya masyarakat golongan kelas menengah ini, keadaan ekonomi mereka juga bertambah makmur, menciptakan konsumen golongan baru dengan daya beli yang lebih tinggi dari sebelumnya. Ekspansi yang cepat ini tidak hanya menciptakan perubahan ekonomi, namun juga mendorong permintaan akan barang-barang seperti, telepon genggam, barang-barang mewah, mobil dan real estate berkualitas.

Indonesia saat ini memimpin pertumbuhan kelas menengah di Asia. Dalam lima tahun kedepan, jumlah orang yang berpenghasilan dalam kategori menengah di Indonesia diperkirakan akan menjadi dua kali lipat. Kota – kota seperti Jakarta bahkan telah mengalami lonjakan penduduk kelas menengah. Masyarakat kelas menengah berbondong-bondong datang ke Ibukota, sehingga membuat kebutuhan akan pemukiman dan properti komersial meningkat, begitu pun dengan permintaan akan produk teknologi, koneksi internet yang mumpuni, dan layanan online.

Sejalan dengan meningkatnya permintaan dari konsumen, maka lapangan pekerjaan akan dibuka lebih banyak lagi untuk memenuhi kebutuhan dari pertumbuhan populasi. Perbaikan ekonomi sebagai hasil dari perkembangan kelas menengah akan mendorong pembangunan di bidang pendidikan juga kesehatan yang mengarah ke peningkatan hidup dan pertumbuhan prospek.

Usia masyarakat kelas menengah di pasar negara berkembang jauh lebih muda daripada di negara-negara maju. Kelompok usia muda ini lebih fokus dalam penggunaan teknologi, mempengaruhi kebiasaan berbelanja dengan melihat secara online untuk membeli produk dan servis berkualitas. Demografis golongan usia muda dan makmur ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di pasar negara berkembang.

Awal tahun ini, Lamudi yang berfokus di pasar negara berkembang, mengungkapkan bahwa dalam 5 bulan pertama 2015, 60,3% dari pemburu rumah di Pakistan berusia 18 – 34 tahun. Di Nigeria, pemburu rumah dengan kelompok usia yang sama tercatat menggunakan platform pencarian rumah sebesar 49,4%.

Kian Moini, co-founder dan managing director Lamudi mengatakan, pergeseran demografi di pasar negara berkembang sangatlah penting, terutama ketika menengok masyarakat golongan kelas menengah di daerah Asia. Menurutnya, orang semakin lama semakin makmur. Mereka juga menjadi lebih berpendidikan dan lebih memikirkan karier. Oleh sebab itu, mereka menjadi memiliki daya beli yang lebih tinggi saat mereka memasuki pasar properti.

“Mereka membeli rumah lebih awal, dan menimbulkan daya beli yang lebih tinggi, menyebabkan peningkatan omzet serta volume pencarian. Pentingnya tren ini tak dapat dipandang sebelah mata, karena tren ini mendukung pertumbuhan yang kuat dalam sektor properti di negara itu, terang Kian Moini.

Ketika negara-negara di pasar negara berkembang menghadapi tantangan dan peluangnya sendiri, pertumbuhan kelas menengah diharapkan dapat menstimulasi perkembangan ekonomi dan sosial. Manfaat dari pertumbuhan demografi ini lebih lanjut akan memperluas peluang dalam pekerjaan, teknologi, pendidikan, kesehatan serta kewirausahaan, secara signifikan mempengaruhi pertumbuhan pasar ini di masa mendatang.

Dengan populasi kelas menengah yang terus meningkat diharapkan dapat membantu menggerakkan ekonomi. Dalam hal ini, tentu saja sangat dibutuhkan dukungan pemerintah. Dengan begitu, perlambatan ekonomi yang masih dirasakan saat ini dapat berangsung pulih, dan ekonomi Indonesia dapat segera bertumbuh.

Apriyani

Recent Posts

Evelyn Halim, Dirut SG Finance, Raih Penghargaan Top CEO 2024

Jakarta – Evelyn Halim, Direktur Utama Sarana Global Finance Indonesia (SG Finance), dinobatkan sebagai salah… Read More

2 hours ago

Bos Sompo Insurance Ungkap Tantangan Industri Asuransi Sepanjang 2024

Jakarta - Industri asuransi menghadapi tekanan berat sepanjang tahun 2024, termasuk penurunan penjualan kendaraan dan… Read More

3 hours ago

BSI: Keuangan Syariah Nasional Berpotensi Tembus Rp3.430 Triliun di 2025

Jakarta - Industri perbankan syariah diproyeksikan akan mencatat kinerja positif pada tahun 2025. Hal ini… Read More

3 hours ago

Begini Respons Sompo Insurance soal Program Asuransi Wajib TPL

Jakarta - Presiden Direktur Sompo Insurance, Eric Nemitz, menyoroti pentingnya penerapan asuransi wajib pihak ketiga… Read More

4 hours ago

BCA Salurkan Kredit Sindikasi ke Jasa Marga, Dukung Pembangunan Jalan Tol Akses Patimban

Senior Vice President Corporate Banking Group BCA Yayi Mustika P tengah memberikan sambutan disela acara… Read More

5 hours ago

Genap Berusia 27 Tahun, Ini Sederet Pencapaian KSEI di Pasar Modal 2024

Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat sejumlah pencapaian strategis sepanjang 2024 melalui berbagai… Read More

5 hours ago