News Update

Peran Jasa Keuangan Sangat Krusial Dorong Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Jakarta – Wakil Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Jakarta sekaligus Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Friderica Widyasari Dewi mengungkapkan, sektor jasa keuangan yang stabil dan tumbuh baik menjadi aspek krusial dalam keberlanjutan ekonomi.

“Sebaliknya sistem keuangan yang tidak stabil akan cenderung dan rentang terhadap berbagai guncangan dan mengganggu perekonomian dan fungsi intermediasi industri jasa keuangan,” katanya, dalam Outlook Ekonomi Indonesia 2025 “Membangun Optimisme Ekonomi di Tengah Ketidakpastian Global dan Domestik Menuju Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen”, Kamis, 19 Desember 2024.

Kiki, sapaan akrabnya mengatakan, kemampuan sektor jasa keuangan dalam memobilisasi capital untuk dialokasikan ke berbagai sektor ekonomi yang membutuhkan pembiayaan menjadi kontribusi positif bagi sektor jasa keuangan dalam mengakselarasi pertumbuhan dan mendukung tercapainya sasaran pembangunan nasional.

Baca juga : Pemerintah Perlu Mendorong Transisi EBT untuk Capai Ekonomi 8 Persen

Meski begitu, Kiki mengungkap ada beberapa kompleksitas di sektor jasa keuangan yang tengah dihadapi. Misalnya saja, pasar keuangan yang masih dangkal, perlunya perluasan akses keuangan bagi seluruh elemen masyarakat dan aspek tata kelola dan penegakan ketentuan yang perlu ditingkatkaan.

Oleh karena itu, kata Kiki, untuk menavigasi sektor jasa keuangan dalam menghadapi tantangan tersebut dan mendukung program pemerintah dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen, perlu adanya dorongan kebijakan yang melibatkan seluruh stakeholder dalam mendorong target intermediasi sektor keuangan.

Baca juga : Airlangga Ungkap Sektor Kunci Dorong Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

“Hal ini sesuai dengan rencana pembangunan jangka panjang dan jangka menengah antara lain meningkatkan kemampuan dan kapabiltias lembaga jasa keuangan untuk menyalurkan pembiayaan,” jelasnya.

Selain itu kata dia, perlu juga adanya pengembangan instrumen keuangan, penguatam kapasitas penjaminan dan asuransi kredit serta pengembangan ekosistem pelaporan kredit.

“Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, diperlukan sinergi secara berkelanjutan antara otoritas fiskal, otoritas keuangan, otoritas moneter sera para pemangku kepentingan lainnya,” pungkasnya. (*)

Editor: Galih Pratama

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

8 hours ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

10 hours ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

12 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

13 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

13 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

16 hours ago