Bengkulu – Indonesia perlu memperkuat sinergi antara pengambil kebijakan pusat dan daerah, dunia usaha, dan akademisi untuk memperkuat ketahanan dan kebangkitan ekonomi menuju ekonomi maju. Demikian hasil sidang pleno Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) XXXIII dan Seminar Nasional 2023 yang diadakan di Bengkulu, pada Jumat 15 September 2023.
Simpulan ini juga sejalan dengan arahan Bapak Presiden RI, Bapak. IR. H. Joko Widodo yang disampaikan oleh Menko Perekonomian Indonesia, Bapak Airlangga Hartanto.
Dalam sidang Pleno ISEI XXIII sendiri, mengevaluasi capaian program tahun 2023 dan merumuskan rencana ke depan. Sidang menyepakati laporan Ketua Umum ISEI, Perry Warjiyo, atas 7 (tujuh) capaian dan kemajuan pesat ISEI dalam memberikan kontribusi dalam perekonomian nasional dan kemajuan dunia akdemik Indonesia.
Pertama, mengimplementasikan secara nyata AD-ART ISEI yang forward looking, terstruktur dan terpadu, serta menjadi guidance dalam implementasi baik pengurus pusat maupun daerah. Hal ini diimplementasikan dengan konsep sinergi ABG (Academic, Business, dan Government).
Baca juga: ISEI: Dua Karakteristik Daerah Ini Mampu Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi
Kedua, merumuskan pemikiran ISEI lanjutan sebagaimana yang tertuang dalam Buku Kajian Kebijakan Publik (KKP) edisi keempat. Buku tersebut merupakan substansi dari pemikiran-pemikiran ISEI kepada Pemerintah (pusat dan daerah), dunia usaha dan akademisi untuk memperkuat sinergi kebijakan untuk ketahanan dan kebangkitan ekonomi menuju Indonesia Maju.
Ketiga, jurnal yang dimiliki ISEI, Jurnal Ekonomi Indonesia (JEI), berhasil mencapai indeks nasional Sinta 4. Pada tahun ini, ISEI juga menyelenggarakan Call for Paper (CFP), di mana total artikel yang submit mencapai 195 artikel.
Keempat, LAMEMBA yang dibentuk oleh ISEI telah mencapai kemajuan yang signifikan di mana total pengajuan akreditasi LAMEMBA berhasil mencapai 466 pengajuan pada tahun 2023. LAMEMBA adalah lembaga yang bertugas untuk melakukan proses akreditasi untuk Program Studi di Bidang Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi.
Kelima, ISEI telah mempublikasikan hasil kajian dengan menggunakan Indeks Survei Ekonomi Indonesia (ISEI Index) yang melibatkan 3.500 anggota ISEI sebagai responden. Secara umum, hasil survei menunjukkan penurunan persepsi ekonomi antara lain karena meningkatnya ketidakpastian global dan perilaku wait and see dari pelaku dunia usaha.
Keenam, ISEI terus mempererat sinergi dan turut berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan nasional maupun internasional. Salah satunya seperti keterlibatan ISEI sebagai tuan rumah The Federation of ASEAN Economic Associations (FAEA) tahun 2023.
Ketujuh, penguatan inklusifitas organisasi dan anggota ISEI. Hal ini antara lain tercermin pada revitalisasi webiste ISEI, serta kenaikan jumlah cabang hingga mencapai 51 dan 7.000 anggota ISEI di seluruh Indonesia.
Dalam seminar nasional yang bertajuk “Peran ISEI Memperkuat Sinergi untuk Ketahanan dan Kebangkitan Ekonomi Menuju Indonesia Maju”, Ketua Umum ISEI, Perry Warjiyo mengatakan, ada 5 tantangan dan respon kebijakan yang dapat ditempuh.
“Kelima tantangan yang perlu diantisipasi dalam memperkuat ketahanan dan kebangkitan ekonomi Indonesia,” katanya saat konferensi dihadapan awak media.
Baca juga: ISEI Ungkap Dampak Ngeri Perkembangan AI, Berpotensi Bocorkan Data Pribadi
Ia merinci, kelima tantangan tersebut yakni : (i) perubahan siklus ekonomi dan keuangan yang semakin cepat dan berisiko menimbulkan kerentanan, (ii) pergeseran pola sumber pertumbuhan ekonomi dunia dari Eropa dan Amerika Serikat (AS) ke China, Indonesia dan India, (iii) perubahan demografi yang semakin menua di negara maju (aging population) dan milenial di negara Indonesia sehingga membawa perubahan pada sumber pertumbuhan ke sektor jasa, perdagangan eceran, dan UMKM, (iv) digitalisasi yang turut berperan menahan dampak pandemi, serta, (v) inklusi dan ekonomi hijau yang perlu direspons dengan baik.
Menjawab 5 (lima) tantangan tersebut, Perry menyampaikan 5 (lima) strategi pokok yaitu: (i) perlunya penguatan sinergi kebijakan Pemerintah, Bank Indonesia, dan KSSK dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan system keuangan; (ii) pentingnya mendorong hilirisasi baik di sektor pertambangan, pertanian, perikanan, dan perkebunan; (iii) akselerasi digitalisasi ekonomi dan keuangan; (iv) mendorong inklusi dan ekonomi hijau; serta (v) peningkatan peran ISEI dalam pemikiran dan perumusan bagi Pemerintah (Pusat dan Daerah), dunia usaha, dan akademik.
Sebagaimana diketahui, sidang Pleno XXIII di Bengkulu dihadiri oleh seluruh Pengurus Pusat ISEI dan 51 Cabang dari seluruh Indonesia.
Selain dihadiri oleh Gubernur Provinsi Bengkulu, Bp. Rohidin Mersyah, Seminar Nasional Tahun 2023 menghadirkan pembicara Wakil Menteri Keuangan RI, Bp. Suahasil Nazara; Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Bp. Alue Dohong; Deputi Bidang Promosi Kementerian Investasi/BKPM RI, Bp. Nurul Ichwan; dan President Direktur OVO, Bp. Karaniya Dharmasaputra. Sidang Pleno ditutup dengan kesepakatan tuan rumah penyelenggaraan Kongres ISEI tahun 2024 di Kota Solo. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra
Suasana saat konferensi pers saat peluncuran Asuransi Mandiri Masa Depan Sejahtera di Jakarta. Presiden Direktur… Read More
Jakarta - PT. Bank Pembangunan Daerah (BPD) Nusa Tenggara Timur (Bank NTT) resmi menandatangani nota… Read More
Jakarta – Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2024 tercatat sebesar 4,95 persen, sedikit melambat dibandingkan kuartal… Read More
Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat peningkatan biaya pendidikan yang signifikan setiap tahun, dengan… Read More
Jakarta - Koordinator Aliansi Masyarakat Tekstil Indonesia (AMTI) Agus Riyanto mengapresiasi langkah cepat Presiden Prabowo… Read More
Jakarta - Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menyatakan pemerintah tengah membahas revisi Peraturan… Read More