Jakarta – Asosiasi Perusahaan Penjaminan Indonesia, (Asippindo), terus mendukung promosi manajemen keberlanjutan untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebagai respons terhadap kebijakan pemerintah yang mengintegrasikan konsep lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG). Dalam upaya ini, Asippindo juga menciptakan inisiatif penjaminan hijau atau “green guarantee”.
Ivan Soeparno, Ketua Asippindo, menyoroti pentingnya menerapkan manajemen berkelanjutan pada UMKM dengan mengadaptasi model bisnis yang mempertimbangkan dampak lingkungan dan sosial, sambil mematuhi prinsip tata kelola yang baik.
Baca juga: OJK Terbitkan Aturan Pemisahan UUS Perusahaan Penjaminan
”Asippindo terus berusaha mendorong dan mengembangkan peran perusahaan penjaminan sebagai salah satu alternatif menumbuhkan perekonomian melalui usaha mikro, kecil, dan menengah,” ujar Ivan saat menjadi pembicara dalam Indonesia – Korea Financial Cooperation Forum ke-2 yang digelar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama dengan Council on International Financial Cooperation (CICF) dikutip 5 September 2023.
Ivan mengungkapkan, sektor UMKM juga menjadi penyumbang sekitar 97% dari angkatan kerja nasional, atau sekitar 119,5 juta tenaga kerja, dengan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai sekitar 61%. Namun, meskipun kontribusinya yang besar, UMKM dihadapkan pada akses terbatas terhadap sumber pendanaan. Saat ini, hanya sekitar 30% UMKM yang dapat mengakses pinjaman dari lembaga perbankan.
Karena itu, perusahaan penjaminan memiliki peran strategis dalam mendukung pertumbuhan ekonomi sektor riil di Indonesia sebagai jembatan bagi UMKM untuk mendapatkan pendanaan. ”Perusahaan penjaminan berperan menjembatani UMKM dengan lembaga keuangan melalui penjaminan kredit sehingga UMKM bisa mendapatkan pinjaman dari lembaga keuangan,” ungkapnya.
Ivan juga menggarisbawahi bahwa Asippindo sepenuhnya mendukung konsep ESG yang diperkenalkan oleh pemerintah dan terus mendorong anggotanya untuk mengadopsi prinsip ESG dalam model bisnis mereka.
Baca juga: OJK Ungkap Tantangan UMKM, Akses Finansial hingga Kurang Inovasi
Salah satu inisiatif strategis ESG dalam industri penjaminan adalah konsep penjaminan hijau (green guarantee), yang memberikan jaminan bagi model pembiayaan berkelanjutan. Dalam hal proses bisnis internal, perusahaan penjaminan secara berkelanjutan mendorong perubahan menuju transformasi digital untuk meningkatkan efisiensi transaksi dan proses bisnis, dengan mengurangi penggunaan kertas dan fokus pada keberlanjutan lingkungan.
“Selain itu, hubungan dagang antara Indonesia dan Korea Selatan juga memainkan peran kunci dalam menggerakkan aktivitas ekonomi UMKM, terutama dalam sektor produksi dan distribusi. Nilai perdagangan antara kedua negara ini memiliki dampak yang signifikan di Asia, dan perusahaan penjaminan menjadi mitra penting bagi UMKM dalam mengakses modal dari bank,” ungkapnya. (*) Dicky F. Maulana
Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More
Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More
Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More
Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More
Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More