Headline

Penyaluran Kredit Mengetat, BI Perkirakan Triwulan I-2019 Kredit Melambat

JakartaBank Indonesia (BI) memperkirakan, pertumbuhan kredit di triwulan I-2019 akan melambat, sejalan dengan penyaluran kredit yang akan lebih ketat. Hal ini tercermin dari Indeks Lending Standard sebesar 14,6 persen, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya -1,4 persen.

Berdasarkan survei perbankan BI, yang dikutip di Jakarta, Rabu, 16 Januari 2016 menyebutkan, pengetatan penyaluran kredit terutama akan terjadi pada kredit investasi dan kredit modal kerja, yaitu pada aspek tingkat suku bunga kredit. Kondisi ini juga seiring dengan peningkatan bunga acuan BI.

Pertumbuhan kredit pada triwulan I-2019 yang diprakirakan melambat itu sejalan dengan pola historisnya yang menunjukkan kebutuhan pembiayaan nasabah masih terbatas di awal tahun.

Namun demikian, menurut Bank Sentral, dari aspek lainnya seperti perjanjian kredit dengan nasabah, persyaratan administrasi, biaya persetujuan kredit, dan jangka waktu kredit yang diberikan diperkirakan akan lebih longgar pada triwulan I-2019.

Baca juga: Likuiditas Masih Ketat, Bank Harus Hati-Hati Kelola Likuiditasnya di 2019

Dari survei BI tersebut, juga mengindikasikan bahwa responden tetap optimis terhadap pertumbuhan kredit untuk keseluruhan tahun 2019. Di mana Bank Sentral sendiri memasang target untuk penyaluran kredit di 2019 dapat tumbuh pada kisaran 10-12 persen atau sama dengan tahun sebelumnya.

Sedangkan jika melihat hasil survei BI, para Responden memprakirakan pertumbuhan kredit pada 2019 akan mencapai 12,2 persen. Optimisme tersebut didorong oleh prakiraan pertumbuhan ekonomi yang tetap baik pada 2019 dan rasio kecukupan modal bank yang meningkat.

Survei Perbankan BI juga mengindikasikan pertumbuhankredit baru meningkat pada triwulan IV-2018. Hal tersebut tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) permintaan kredit baru triwulan IV-2018 sebesar 71,7 persen, meningkat dibanding triwulan sebelumnya yakni 21,2 persen

Peningkatan tersebut bersumber dari semua jenis penggunaan kredit, baik modal kerja, investasi, maupun konsumsi. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Harga Emas Antam Naik Rp8.000, Sekarang Segram Dibanderol Segini

Jakarta -  Harga emas Antam atau bersertifikat PT Aneka Tambang hari ini, Senin, 18 November… Read More

14 mins ago

IHSG Berpotensi Melemah, Simak 4 Saham Rekomendasi Analis

Jakarta - MNC Sekuritas melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal pada hari… Read More

1 hour ago

PLN Perkuat Kolaborasi dan Pendanaan Global untuk Capai Target 75 GW Pembangkit EBT

Jakarta - PT PLN (Persero) menyatakan kesiapan untuk mendukung target pemerintah menambah kapasitas pembangkit energi… Read More

13 hours ago

Additiv-Syailendra Capital Perluas Distribusi Produk Keuangan

Jakarta - Additiv, perusahaan penyedia solusi keuangan digital, mengumumkan kemitraan strategis dengan PT Syailendra Capital, salah… Read More

14 hours ago

Banyak Fitur dan Program Khusus, BYOND by BSI Raih Respons Positif Pasar

Jakarta – Super App terbaru dari PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), yaitu BYOND by… Read More

18 hours ago

Pekan Kedua November, Aliran Modal Asing Keluar Indonesia Sentuh Rp7,42 Triliun

Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan aliran modal asing keluar (capital outflow) dari Indonesia pada pekan kedua… Read More

21 hours ago