CS Bank; Tawarkan kredit. (Foto: Erman)
Jakarta–Pelambatan perekonomian nasional memunculkan risiko kredit yang sayangnya membuat perbankan urung menurunkan suku bunga pinjamannya.
“Penurunan suku bunga deposito berlanjut, sementara penurunan suku bunga kredit tertahan karena risiko kredit yang tinggi,” tukas Kepala Perwakilan BI DKI Jakarta, Doni P. Joewono di Jakarta, Selasa, 27 Oktober 2015.
Pada Agustus 2015, rata-rata tertimbang suku bunga deposito turun 10 basis poin (bps), namun suku bunga kredit justru tertahan.
Seacar year to date atau pada tahun berjalan, Bank Indonesia mencatat suku bunga deposito telah turun sebanyak 77 bps sementara suku bunga kredit baru turun 3 bps.
“Penurunan suku bunga kredit tertahan akibat risiko kredit yang tinggi di tengah pelambatan ekonomi,” tandas Doni.
Berdasarkan penggunaannya, suku bunga kredit perbankan dicatat bank sentral sebesar 13,82% untuk kredit konsumsi, 12,63% untuk kredit modal kerja dan 12,21% untuk kredit investasi. (*) Paulus Yoga
Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More
Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More
Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More
Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More
Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More
Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More