Jakarta – Ketidakpastian akan pemulihan ekonomi global telah meningkatkan risiko di pasar keuangan. Karenanya, tak mengherankan jika kini tampak bahwa atmosfer di pasar global secara umum tetap waspada.
Jameel Ahmad, Chief Market Analyst FXTM mengatakan, rendahnya selera risiko mengurangi ketertarikan investor terhadap pasar saham.
Sentimen ekonomi global secara umum dan selera risiko investor mungkin mengalami pukulan karena berita penurunan prospek global Bank Dunia. Baru-baru ini Bank Dunia memang memangkas pertumbuhan ekonomi sejumlah negara, termasuk Indonesia. Gejolak harga minyak, belum pulihnya harga komoditas dan kebijakan AS terkait suku bunga menjadi pemicunya.
“Tentu saja ada sejumlah ketidakpastian lain yang menyebabkan memburuknya ketertarikan investor pada aset berisiko, contohnya ketidakpastian arah suku bunga AS dan referendum Uni Eropa mendatang” ujar dia. (*)
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pengeluaran riil rata-rata per kapita masyarakat Indonesia sebesar Rp12,34 juta… Read More
Jakarta - Bank DBS Indonesia mencatatkan penurunan laba di September 2024 (triwulan III 2024). Laba… Read More
Jakarta - Melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat, 15 November 2024,… Read More
Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, 15 November 2024, masih ditutup… Read More
Jakarta - PT Prudential Life Assurance atau Prudential Indonesia mencatat kinerja positif sepanjang kuartal III-2024.… Read More
Jakarta - Di era digital, keinginan untuk mencapai kebebasan finansial pada usia muda semakin kuat,… Read More