Categories: HeadlinePerbankan

Penurunan NIM Kurangi Daya Tarik Perbankan

Jakarta– Rencana penurunan Net Interest Margin (NIM) berpotensi untuk mengurangi daya tarik terhadap perbankan nasional. Jika NIM diturunkan hingga angka 4% maka Return On Equity perbankan diperkirakan akan turun ke angka 12%-15%.

Analis Riset Mandiri Sekuritas, Tjandra Lienandjaja mengatakan, angka ROE 12%-15% sama dengan negara tetangga ASEAN lain.

“Untuk NIM, analis kami melihat apabila diberlakukan di angka 4%, maka ROE perbankan akan turun ke 12%-15% atau hampir sama dengan regional. Hal ini akan mengurangi daya tarik terhadap perbankan Indonesia,” kata Tjandra  dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa 23 Februari 2016.

Seperti diketahui, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menyiapkan Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) tentang insentif bagi bank yang meningkatkan efisiensinya. Berbagai insentif telah disiapkan OJK pada bank yang bisa menekan Net Interest Margin (NIM/ Marjin Bunga Bersih) serendah mungkin.

“Macam-macam berbagai macam kemudahan, apa kemudahan mendirikan atau membuka kantor dan sebagainya pada waktunya nanti akan kita ekspose rasanya dalam 3-4 minggu, nih sedang kita siapkan. Mudah-mudahan bulan depan aturannya sudah keluar,” kata Muliaman D. Hadad, Ketua Dewan Komisioner OJK di Jakarta, Senin 22 Februari 2016.

Sebelumnya, Muliaman menuturkan, OJK tidak mengarahkan bank untuk mencapai target NIM tertentu, namun pemberian insentif berupa kemudahan-kemudahan dalam pembukaan cabang dan lain-lain. Namun, pemberian insentif akan disesuaikan dengan raihan NIM masing-masing bank. Makin rendah NIM-nya, maka insentif yang diperoleh pun akan makin besar.

Gak ada target, insentif bagi mereka yang bisa turunkan NIM, sehingga nanti bunga kredit ujungnya jadi single digit,” kata dia di acara  Property and Mortgage Summit 2016 “Mendorong Pertumbuhan Industri Porperti Sebagai Lokomotif Pembangunan di Tengah Kelesuan Ekonomi” yang diselenggarakan Infobank dan Perbanas di Jakarta, Jumat 19 Februari 2016. (*) Ria Martati

Apriyani

Recent Posts

Tabungan Jadi Prioritas atau Gaya Hidup? Simak Pandangan UOB Indonesia

Jakarta - UOB Indonesia memandang pentingnya literasi keuangan untuk membantu masyarakat memahami dan mengelola keuangan pribadi… Read More

4 hours ago

OJK Tegaskan Penghapusan Utang Kredit UMKM Tak Perlu Aturan Turunan

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan bahwa penghapusan utang kredit usaha mikro, kecil, dan… Read More

6 hours ago

Strategi UNTD Hadapi Persaingan Motor Listrik di Tengah Pelemahan Daya Beli Masyarakat

Tangerang - PT Terang Dunia Internusa Tbk, menyiapkan sejumlah strategi khusus menghadapi pelemahan daya beli… Read More

7 hours ago

Gara-gara Kasus Investree, OJK Tegas Bakal Lakukan Ini ke Industri Fintech Lending

Jakarta - Kasus yang menimpa PT Investree Radhika Jaya atau Investree menyita perhatian masyarakat, dianggap… Read More

8 hours ago

Era Open Banking, OJK Wanti-wanti 3 Tantangan Ini ke Industri Perbankan

Jakarta - Istilah open banking mengacu kepada aksesibilitas data yang semakin terbuka, memungkinkan bank untuk… Read More

8 hours ago

Gelar Indonesia Knowledge Forum 2024, BCA Dorong Penguatan Sektor Bisnis

Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menggelar Indonesia Knowledge Forum (IKF) 2024, di… Read More

8 hours ago