oleh Agung Galih Satwiko
PASAR saham Asia hari Selasa, 2 Februari 2016 ditutup melemah kecuali bursa saham China. Indeks Nikkei turun 0,64%, Hang Seng turun 0,76%, Shanghai Composite naik 2,26%, Kospi Korsel turun 0,95% dan Singapore STI turun 0,89%. Pasar saham China naik setelah PBOC kembali menginjeksi likuiditas di system keuangan China sebesar kurang lebih 100 miliar Yuan (USD15,2 miliar). Sementara pasar Eropa ditutup melemah cukup signifikan karena turunnya harga minyak. FTSE 100 Inggris turun 2,28%, DAX Jerman turun 1,81%, CAC 40 Perancis turun 2,47% dan IBEX 35 Spanyol turun 2,96%. Pasar ekuitas US juga ditutup melemah akibat turunnya harga minyak. Earning season yang sebenarnya tidak buruk tidak mampu mendorong kenaikan pasar saham US. DJIA turun 1,80%, S&P 500 index turun 1,87%, dan NASDAQ composite turun 2,24%. Pagi ini pasar Asia dibuka melemah signifikan. Nikkei turun 3,10% dan Kospi Korsel turun 1,08% (08.25 WIB).
Dari US, market capitalization Alphabet, Inc. induk perusahaan Google secara resmi melampaui Apple pada perdagangan kemarin setelah melaporkan kenaikan signifikan profit pada Q4 2015. Market cap Alphabet tercatat sebesar USD546,8 miliar, lebih besar dari market cap Apple yang sebesar USD530,9 miliar. Apple sebelumnya melampaui market cap Google pada bulan Januari 2010 dan kemudian terus meningkat melampaui Exxon pada tahun 2011 dan memperoleh penghargaan sebagai world most valuable company saat itu. Namun dengan dilampauinya market cap Apple kemarin oleh Alphabet, maka kini Alphabet menjadi the world most valuable company.
Moody’s melaporkan bahwa tekanan terhadap likuiditas corporate junk bonds (non-investment grade bonds) semakin meningkat, dan tidak hanya menyentuh junk bonds perusahaan dari sektor energi (yang memang dalam tekanan akibat turunnya harga minyak). Hal ini membuat korporasi yang menerbitkan bonds tersebut akan sulit untuk melakukan refinancing. Dan investor yang memegang junk bonds tersebut berpotensi mengalami kerugian akibat gagal bayar. Moody’s liquidity stress index bulan Januari naik ke level 7,9% pada bulan Januari, dibandingkan pada bulan Desember sebesar 6,8%.
Dari Eropa data jobless claim Jerman turun lebih besar dari yang diperkirakan. BA (Bundesagentur fur Arbeit) labor agency Jerman melaporkan jobless claim turun 20.000 dari bulan sebelumnya, lebih besar dari ekspektasi pelaku pasar yaitu turunnya jobless claim sebesar 7.000. Sementara tingkat pengangguran di Jerman menyentuh level terendah sejak Januari 1992. Unemployment rate tercatat sebesar 6,2% pada bulan Januari, turun dari 6,3% pada bulan Desember. Membaiknya sektor tenaga kerja di Jerman ini ditopang oleh meningkatnya konsumsi rumah tangga akibat naiknya penghasilan pekerja.
Dari Asia, Reserve Bank of India menetapkan tingkat bunga acuan tidak berubah pada level 6,75%. Hal ini sebagai upaya untuk menopang mata uang Rupee sebelum diumumkannya posisi anggaran India. PM Narendra Modi akan mengumumkan anggaran India (APBN India) pada tanggal 29 Januari. Kementerian Keuangan India sebelumnya menyebutkan bahwa defisit fiskal ditetapkan sebesar 3,5% terhadap PDB (tahun fiskal India dimulai 1 April). Sementara itu Bank of Thailand juga menetapkan tingkat bunga acuan tidak berubah sebesar 1,5%. Perekonomian Thailand masih berada di bawah potensinya, pertumbuhan ekonomi di Q3 sebesar 2,9% yoy, dan inflasi sepanjang tahun 2015 negatif (deflasi) akibat turunnya harga komoditas.
Masih dari Asia, perusahaan online investment China Ezubao yang menjalankan bisnisnya menggunakan skema Ponzi telah memicu pembahasan skala nasional mengenai perlindungan hak investor. Dilaporkan dalam waktu setahun Ezubao berhasil mengumpulkan dana sebesar 50 miliar Yuan (USD7,6 miliar) dari sekitar 900 ribu investor dan menempatkan dana tersebut dalam proyek palsu dengan janji keuntungan per tahun sebesar 14,6%. Pengelolanya yang masih berusia 34 tahun, Ding Ning, telah ditangkap oleh pihak kepolisian China. Kasus ini merupakan kasus terbesar dalam sejarah China dan seandainya terjadi di US, merupakan kasus terbesar ketiga setelah Bernie Madoff (USD17 miliar fraud dari 13.500 investor) dan Robert Allen Stanford (USD7,2 miliar).
Harga minyak ditutup turun setelah ekspektasi akan berkurangnya output produksi minyak ternyata tidak menjadi kenyataan. Pelaku pasar skeptis terhadap kemungkinan akan tercapainya kesepakatan pengurangan kuota produksi antara Rusia dengan OPEC. WTI crude Nymex untuk pengiriman Maret turun USD1,74 (5,5%) ke level USD29,88 per barrel. Sementara Brent crude London’s ICE untuk pengiriman Maret turun USD1,52 (4,4%) ke level USD32,72 per barrel.
Seiring turunnya harga minyak, kinerja perusahaan sektor energi juga turun signifikan. British Petroleum (BP) kemarin melaporkan kerugian sebesar USD2,2 miliar di kuartal 4 tahun 2015. Untuk tahun 2015 BP melaporkan kerugian sebesar USD6,5 miliar. BP akan mengurangi tenaga kerja sekitar 7.000 atau 9% dari seluruh tenaga kerja BP. Credit rating Shell diturunkan oleh S&P dari A+ menjadi AA-, dengan catatan dapat diturunkan lebih jauh. Exxon melaporkan penurunan profit sebesar 58% pada Q4 2015. Exxon akan menurunkan belanja modal dan belanja operasional tahun ini sebesar 25%. Sementara Chevron juga dilaporkan akan mengurangi sekitar 1.700 pekerja di Indonesia.
Yield UST turun setelah turunnya harga minyak kembali mendominasi sentiment pelaku pasar, dan membuat safe haven instrument menjadi tujuan penempatan dana. Yield UST 10 year turun 10 bps ke level 1,86%, sementara UST 30 year juga turun 10 bps ke level 2,68%. Sejak awal tahun ini, yield UST 10 year telah turun 41 bps (akhir tahun lalu 2,27%). Di Eropa yield German bund tenor 10 tahun turun 5 bps ke level 0,30%.
Pasar SUN menguat tipis, yield SUN tenor 10 tahun turun 3 bps ke level 8,11%. Yield SUN tenor 10 tahun telah turun 63 bps sejak akhir tahun lalu yang tercatat sebesar 8,74%. IHSG pada penutupan kemarin turun 37,20 poin (0,80%) ke level 4.587,43. IHSG terus berada di teritori negatif, mengikuti bursa regional yang juga melemah karena lemahnya ekonomi China dan turunnya harga minyak. Year to date IHSG membukukan penurunan indeks sebesar 0,12% (IHSG akhir tahun lalu sebesar 4.593,00). Asing membukukan net sell sebesar Rp197,7 miliar sehingga year to date asing membukukan net sell sebesar Rp2,10 triliun. Sementara itu, nilai tukar Rupiah ditutup melemah Rp59 ke level Rp13.691 per Dolar AS. NDF Rupiah 1M melemah Rp161 ke level Rp13.815. Secara teknikal Rupiah diperkirakan akan melemah karena melebarnya spread antara forward dengan spot. Persepsi risiko naik, CDS spread 5Y naik 4 poin ke level 243.
Secara umum pasar keuangan melemah akibat turunnya harga minyak yang membuat pelaku pasar melakukan penjualan saham. Ekspektasi turunnya produksi minyak semakin menurun dan bahkan menjadi skeptis setelah tidak terdapat aksi signifkan baik oleh negara produsen minyak di luar OPEC maupun OPEC untuk berkoordinasi dalam rangka menstabilkan harga minyak. Earning season di US yang tidak terlalu buruk (kecuali sektor energi) tidak mampu membendung penurunan harga saham. (*)
(Agung Galih Satwiko-Staf Khusus Waka DK OJK)
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan telah melaporkan hingga 20 Desember 2024, Indonesia Anti-Scam… Read More
Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) membidik penambahan sebanyak dua juta investor di pasar… Read More
Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) masih mengkaji ihwal kenaikan PPN 12 persen… Read More
Jakarta – Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menegaskan kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi… Read More
Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Senin, 23 Desember 2024, ditutup… Read More
Jakarta – Di tengah penurunan kunjungan wisatawan, PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) tercatat mampu… Read More