Jakarta – Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/Indonesia Eximbank terus mendorong Program desa devisa yang merupakan upaya pengembangan masyarakat dengan mengedepankan keunikan komoditas. Belum lama ini, LPEI telah meluncurkan Desa Devisa ketiga di Subang dengan komoditas kopi bekerja sama dengan Koperasi Gunung Luhur Berkah (GLB) pada Juli lalu (12/7).
Produk kopi Subang dengan varietas arabika (java preanger) dan robusta dengan cita rasa tersendiri yang berasal dari ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut menjadi keunikan dari Desa Devisa Kopi Subang ini. Untuk itu, LPEI memberikan jasa konsultasi guna dalam bentuk pendampingan kepada 208 petani di enam desa yaitu Cisalak, Nagrak, Cupunagara, Darmaga, Sukakerti, dan Pasanggrahan.
Adapun pendampingan dan pelatihan yang diberikan LPEI mulai dari aspek produksi hingga mekanisme ekspor yang diharapkan dapat membantu menciptakan komoditi yang berkualitas dengan daya saing yang tinggi.
Direktur Eksekutif LPEI, D. James Rompas menyampaikan, bahwa pihaknya optimis dan yakin dengan potensi Subang akan komoditas kopinya. Ia pun berharap, melalui program pelatihan selama enam bulan ke depan dapat meningkatkan kapasitas petani, sehingga kualitas biji kopinya juga dapat memenuhi kebutuhan ekspor.
“Kami juga berharap, kolaborasi yang terjalin antara Koperasi Gunung Luhur Berkah dan Pemerintah Daerah Subang dapat menjadi salah satu solusi awal di tengah kondisi pandemi yang kita hadapi,” ujar James dalam keterangannya, seperti dikutip Selasa, 3 Agustus 2021.
Di balik program ini, terdapat harapan-harapan dari para petani, salah satunya Erni Fitriani, Ketua Poktan Penangkar Benih GLB. Menurutnya, program ini akan menyerap tenaga kerja masyarakat sekitar. Ia berharap, ke depannya dengan program Desa Devisa, para petani akan diberikan bantuan akses permodalan, sehingga dapat mendukung petani dalam mendongkrak produksi kopi.
“Alhamdulillah program ini dapat semakin menyerap tenaga kerja masyarakat sekitar, harapan kedepannya dengan program Desa Devisa, kami akan diberikan bantuan akses permodalan untuk pembenihan kami supaya lebih besar dan hasil panennya nanti dapat dimanfaatkan untuk memenuhi pasar lokal dan pasar internasional,” ucap Erni.
Harapan lain pun disampaikan oleh anggota kelompok tani penangkar benih GLB, Ceu Bedah, “Dengan adanya program Desa Devisa, ibu-ibu di sini bisa bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan sekolah anak. Saya berharap kedepannya juga bisa nabung untuk umroh,” tambahnya.
Sementara itu, Bupati Subang, Ruhimat pun mengajak para petani yang mengikuti pendampingan, agar berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini, sehingga memberikan dampak positif bagi para petani. Diriny berharap, dengan kegiatan ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya, yaitu petani kopi Subang menjadi maju dan lebih sejahtera. Kopi Subang mendunia dan menjadi jalan kesejahteraan masyarakat Subang.
“Kami apresiasi program Desa Devisa yang diinisiasi oleh LPEI dalam membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Subang,” ucapnya. (*)
Jakarta – Ekonom Senior Core Indonesia Hendri Saparini mengatakan masih terdapat gap yang tinggi antara kebutuhan pendanaan… Read More
Suasana saat penantanganan kerja sama Bank Mandiri dengan PT Delta Mitra Sejahtera dengan membangun 1.012… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut kinerja pasar modal Indonesia masih akan mengalami… Read More
Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menyesuaikan jadwal operasional kantor cabang sepanjang periode… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (19/12) kembali ditutup merah ke… Read More
Jakarta - Senior Ekonom INDEF Tauhid Ahmad menilai, perlambatan ekonomi dua negara adidaya, yakni Amerika… Read More