Jakarta – PT Gunung Raja Paksi Tbk (GRP) meresmikan mesin Light Section Mill (LSM) senilai Rp1 triliun. Peresmian tersebut merupakan komitmen GRP dalam memenuhi kebutuhan baja dalam negeri, khususnya jenis H Beam (I-H Section). Peresmian dilakukan pada hari ini (9/6) oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.
“Ini merupakan wujud komitmen GRP dalam memenuhi kebutuhan baja dalam negeri, khususnya jenis H Beam (I-H Section). Pemasangan mesin LSM sendiri, rencananya selesai pada 2000 lalu. Tetapi karena pandemi Covid-19, baru tahun ini GRP dapat menyelesaikan pemasangan mesin ini. Dan saat ini, telah dilakukan cold commissioning mesin tersebut,” ujar Presiden Direktur GRP, Abednedju Giovano Warani Sangkaeng.
Langkah GRP ini sekaligus sebagai upaya perusahaan untuk mendukung Presiden Joko Widodo guna mengurangi ketergantungan barang impor dan bangga dengan memakai produk dalam negeri. Diharapkan penambahan produksi baja GRP cukup untuk menyuplai kebutuhan domestik.
Argo berharap beroperasinya mesin LSM bisa mendukung kemajuan industri dalam negeri, terutama dalam meningkatkan kapasitas, kualitas dan efisiensi (reducing cost). Jika sebelumnya kapasitas produksi baja profil I dan H Section sebesar 480 ribu ton, maka dengan mesin LSM, kapasitas produksi bisa ditingkatkan sebesar 500 ribu ton. Dengan demikian, total kapasitas produksi GRP untuk baja jenis tersebut menjadi 980 ribu ton.
“Kebutuhan nasional untuk baja profil I dan H Section adalah sekitar 500 ribu ton. Artinya, dengan penambahan kapasitas ini, GRP dapat memenuhi pasar dalam negeri dalam jangka waktu 6 sampai 7 tahun, dengan asumsi kenaikan 6% pertahun,” ungkap Argo.
Argo menjelaskan, investasi mesin ini merupakan salah satu komitmen GRP untuk melaksanakan penyesuaian struktural safeguard (perlindungan produk-produk baja dalam negeri) serta mendukung program pemerintah untuk meningkatkan kapasitas produksi nasional sebesar 18 juta ton di tahun 2024.
Dengan investasi pada mesin LSM sebesar Rp1 triliun, berarti total investasi yang ditanamkan GRP untuk menambah kapasitas produksi, sudah mencapai Rp4,5 triliun. Selain pada mesin LSM, investasi lain adalah di hulu produk dengan pemasangan mesin Blast Furnace sebesar sekitar Rp3,5 trilun.
“Kami berharap agar pemerintah dapat terus mendukung produsen dalam negeri mengingat besarnya investasi yang telah dikeluarkan oleh GRP dalam rangka penambahan kapasitas produksi dan memperkuat industri baja dalam negeri,” ucap Argo.
Sementara itu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, investasi mesin Light Section Mill (LSM) dengan kapasitas produksi 500.000 ton/tahun yang dilakukan PT Gunung Raja Paksi, sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan kapasitas produksi baja nasional.
“Investasi baru ini, di samping menambah kapasitas produksi PT Gunung Raja Paksi juga akan menambah kapasitas produksi baja profil nasional sebesar 500 ribu ton. Sehingga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan baja profil dalam negeri di tengah gencarnya pembangunan konstruksi di Indonesia,” kata Agus.
Saat ini, imbuh Agus, PT Gunung Raja Paksi juga melakukan investasi baru di sektor hulu baja. Yaitu dengan pembangungan fasilitas Blast Furnace. “Untuk itu, Pemerintah mendorong agar investasi baru ini juga dapat diselesaikan seperti investasi baru di sektor hilir dengan beropersionalnya fasilitas Light Section Mill (LSM),” tutup Agus. (*)
Jakarta - Presiden Direktur Sompo Insurance, Eric Nemitz, menyoroti pentingnya penerapan asuransi wajib pihak ketiga… Read More
Senior Vice President Corporate Banking Group BCA Yayi Mustika P tengah memberikan sambutan disela acara… Read More
Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat sejumlah pencapaian strategis sepanjang 2024 melalui berbagai… Read More
Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengapresiasi kesiapan PLN dalam… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan telah melaporkan hingga 20 Desember 2024, Indonesia Anti-Scam… Read More
Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) membidik penambahan sebanyak dua juta investor di pasar… Read More