Poin Penting
Jakarta – PT Bundamedik Tbk (BMHS) memberikan informasi terkait dengan kebijakan pembagian dividen kepada pemegang saham untuk tahun buku 2025.
Direktur Keuangan BMHS, Cuncun Wijaya, menyampaikan pembagian dividen akan berpacu pada dua hal, yakni kinerja perseroan dan ketetapan pada prospektus IPO BMHS yang maksimal sebesar 30 persen dari laba tahun sebelumnya.
“Dividen kami pastinya seiring dengan performance itu. Kita maunya bisa lebih tinggi setiap tahunnya gitu ya. Tetapi tetap kita mempunyai janji obligasi yang sudah kita tuangkan di prospektus waktu kita IPO dulu adalah maksimum 30 persen dari laba tahun sebelumnya,” ucap Cuncun dalam Paparan Publik di Jakarta, 26 November 2025.
Baca juga: Bundamedik Bukukan Pendapatan Rp397 Miliar di September 2025, Tumbuh 7 Persen
BMHS mencatat kinerja positif hingga kuartal III 2025 dengan laba bersih melonjak 782 persen secara tahunan atau year on year (yoy) atau tumbuh 950 persen secara kuartalan menjadi Rp13,6 miliar.
Capaian laba tersebut ditopang pendapatan perseroan yang tercatat Rp397 miliar atau naik 7 persen yoy di September 2025.
Dari sisi EBITDA BMHS tercatat meningkat 28 persen secara yoy menjadi Rp67 miliar atau secara kuartalan naik 35 persen, dengan margin di kuartal III 2025 sebesar 17 persen.
Kinerja positif ini mencerminkan efektivitas strategi sinergi antar anak usaha, penguatan layanan kompleks dan maksimalisasi aset yang dilakukan sejak awal 2025.
BMHS juga menargetkan penambahan tempat tidur kapasitas rumah sakit dari 600 menjadi 1.000 tempat tidur pada 2026 hingga 2027.
Ekspansi kapasitas ini akan dilakukan dengan memaksimalkan aset rumah sakit yang sudah ada, khususnya lima rumah sakit di bawah jaringan RS Bunda Group.
Sementara itu, penyediaan layanan kesehatan dengan tingkat kompleksitas tinggi seperti transplantasi ginjal dan bedah robotik terus diperkuat.
Baca juga: Inflasi Medis Melangit, Bundamedik Tempuh Langkah Ini
Pada Agustus lalu, pertama di Asia Tenggara, RSU Bunda Jakarta berhasil menjalankan prosedur robotic skin sparing mastectomy menggunakan bedah robotik, yang mengangkat jaringan kanker di payudara dengan tetap mempertahankan estetika bentuk anatomi alami payudara.
Inovasi ini mempertegas fokus BMHS pada pertumbuhan berbasis layanan kompleks. Sebagai pioner bedah robotik di Indonesia sejak 2012.
Sejauh ini BMHS telah melakukan lebih dari 800 prosedur, didukung oleh dokter spesialis multidisiplin seperti obgyn, urologi, onkologi, THT, dan bedah digestif. (*)
Editor: Galih Pratama
Poin Penting Menhut Raja Juli Antoni dikritik keras terkait banjir dan longsor di Sumatra, hingga… Read More
Poin Penting Roblox resmi ditunjuk DJP sebagai pemungut PPN PMSE, bersama empat perusahaan digital lainnya.… Read More
Poin Penting PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menekankan kolaborasi lintas sektor (pemerintah, dunia usaha, investor,… Read More
Poin Penting PT Phapros Tbk (PEHA) mencetak laba bersih Rp7,7 miliar per September 2025, berbalik… Read More
Poin Penting Unilever Indonesia membagikan dividen interim 2025 sebesar Rp3,30 triliun atau Rp87 per saham,… Read More
Poin Penting IFAC menekankan pentingnya kolaborasi regional untuk memperkuat profesi akuntansi di Asia Pasifik, termasuk… Read More