Jakarta – Industri perbankan adalah salah satu industri yang memiliki peran vital terhadap ekonomi. Lembaga perbankan menjadi tempat masyarakat untuk menyimpan dana, media bertransaksi, hingga berinvestasi. Maka dari itu, menjadi sangat penting bagi lembaga perbankan untuk melakukan ekspansi bisnis melalui produk layanan yang beragam.
Henoch Munandar selaku Direktur Utama PT Bank BTPN menjelaskan bagaimana vitalnya diversifikasi layanan produk perbankan untuk institusi bank yang dipimpinnya. Ia menceritakan bahwa dari waktu ke waktu, bank terus melakukan inovasi produk layanan perbankan untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang semakin beragam.
“Disadari bahwa satu bank itu tidak bisa hanya bergantung pada satu segmen. Dan saya rasa Ini adalah transformasi yang wajib dilakukan oleh para pemegang saham atau management saat itu. Sehingga dilakukanlah beberapa terobosan seperti memperkenalkan bisnis Sinaya atau priority banking, tapi tentu dengan segmen yang berbeda yang bukan lagi para pensiunan. Begitu pula dengan SME atau mikro banking,” ujar Henoch saat menghadiri acara CEO Sharing and Recognition 12th Infobank – Isentia Digital Brand 2023 & The Most Reputable CEO in Digital Platform di Shangri La Hotel Jakarta, Rabu, 12 April 2023.
Henoch mengungkapkan, untuk mewujudkan diversifikasi produk layanan tersebut, pihaknya harus bisa fokus dalam penerapan layanannya. Ia memberi contoh bagaimana pihaknya memisahkan layanan BTPN reguler dengan BTPN Sinaya dalam dua cabang yang berbeda. Hal yang sama juga diterapkan untuk penyediaan layanan SME yang hanya bisa dilakukan di cabang yang berbeda dari BTPN reguler yang khusus melayani nasabah pensiunan. Pemisahan cabang ini dilakukan demi mengefisienkan waktu dan operasional layanan.
“Kalau mau berikan pinjaman mikro atau SME kami buka cabang baru lagi, sehingga pada saat kami melakukan integrasi dengan Sumitomo, jumlah kantor cabang kami itu mencapai 650 dalam perkembangannya. Tentunya ini berbeda dari rekan-rekan kami yang telah memiliki basis nasabah yang luas dan membangun universal branch dimana semua produk layanan ada di situ. Kalau kami berbeda, kami harus fokus pada satu segmen untuk cabang-cabang tertentu untuk bertumbuh. Ini yang terjadi di BTPN saat itu,” urainya.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa memasuki tahun 2014, BTPN mulai serius menggarap segmen market generasi milenial dan digital banking, yang mempelopori dirilisnya dua produk layanan baru yakni BTPN Wow sebagai SMS banking dan Jenius sebagai produk digital banking yang populer saat ini.
“Dan pada 2019 terjadi akuisisi dimana bank yang tadinya hanya melayani pensiunan, mikro banking, SME, Sinaya, lalu datang lagi segmen korporasi sebagai hasil kolaborasi BTPN dengan Sumitomo Mitsui Banking Corporation. Kemudian, ada lagi investment banking, project finance, serta produk-produk treasury. Dengan demikian, kami harus menyusun strategi baru agar lebih efisien dalam mengelola biaya dan lainnya,” terang Henoch. (*) Steven Widjaja
Jakarta - Masyarakat perlu bersiap menghadapi kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Salah… Read More
Jakarta - Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Kemenkraf/Bekraf) memproyeksikan tiga tren ekonomi kreatif pada 2025. … Read More
Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan bahwa sejumlah barang dan jasa, seperti… Read More
Jakarta - Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Sedunia Paus Fransiskus kembali mengecam serangan militer Israel di jalur… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik dibukan naik 0,98 persen ke level 7.052,02… Read More
Jakarta – Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengungkapkan bahwa kebijakan pemerintah terkait kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)… Read More