Ekonomi dan Bisnis

Pentingnya Tata Kelola Pengendalian Impor Untuk Wujudkan Kemandirian Industri Baja

Jakarta – Dalam mendukung masifnya pembangunan infrastruktur dan industri manufaktur, ketahanan dan utilisasi baja nasional, diperlukan adanya tata kelola pengendalian impor baja menjadi salah satu instrumen penting dalam mewujudkan ketahanan dan kemandirian industri baja nasional.

Direktur Keberlanjutan Konstruksi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kimron Manik, mengatakan bahwa, hal tersebut perlu dilakukan mengingat masih banyaknya penggunaan baja konstruksi impor dibandingkan baja konstruksi dalam negeri di saat kapasitas industri sangat berlebih (excess capacity).

“Utilitas produksi baja konstruksi dalam negeri menjadi tidak optimal disebabkan banyak penggunaan baja konstruksi impor, baik berupa bahan baku maupun produk jadi dengan harga lebih kompetitif karena praktik unfair trading/dumping yang dilakukan negara-negara exporter,” ucap Kimron dalam keterangan resmi di Jakarta, 9 Desember 2022.

Ketua Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN), Rizal Halim, menangkap permasalahan yang ada tersebut akibat dari belum lengkapnya standar nasional Indonesia (SNI) untuk seluruh produk baja ringan, desain, dan konstruksi.

“Kemudian, minimnya informasi dan pengetahuan konsumen akan produk baja ringan, juga tingginya penggunaan bahan baku baja ringan impor yang jauh lebih murah tetapi kurang terjamin kualitasnya,” ujar Rizal dalam kesempatan yang sama.

Menanggapi hal tersebut, Koordinator Subdit Industri Logam Besi Kementerian Perindustrian, Rizky Aditya, menjelaskan bahwa Kementerian Perindustrian telah menerapkan 29 SNI secara wajib untuk produk logam dan 23 diantaranya adalah produk baja.

“Hal tersebut guna mendorong pengembangan industri hulu, intermediate dan hilir logam, serta memberikan perlindungan terhadap konsumen di dalam negeri,” tambah Rizky.

Adapun, industri baja telah menjadi faktor esensial dalam perkembangan industri konstruksi dan manufaktur. Di Indonesia sendiri, industri baja turut memainkan peranan penting mengingat saat ini sedang dilakukan pembangunan infrastruktur dan industri manufaktur secara masif. (*)

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Komunitas Otomotif Apresiasi Satgas Nataru Pertamina Tekan Angka Kecelakaan

Jakarta – Sejumlah komunitas otomotif mengapresiasi kinerja Satgas Nataru Pertamina dalam menjaga ketersedian pasokan bahan… Read More

3 hours ago

LPEI Dorong Komoditas Gula Aren Pandeglang Mendunia, Begini Upaya yang Dilakukan

Jakarta - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) terus mendorong ekspor gula aren Indonesia yang semakin… Read More

3 hours ago

Mejeng di Big Bang Festival, Karcher Unjuk Teknologi Pembersih Canggih

Jakarta - Karcher Indonesia menghadirkan solusi kebersihan rumah tangga dalam ajang Big Bang Festival 2024,… Read More

5 hours ago

Dorong Literasi Keuangan, Bank Mandiri Kenalkan Produk Perbankan ke 93.000 Pelajar

Jakarta - Bank Mandiri terus berkomitmen untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat sesuai program yang dicanangkan… Read More

7 hours ago

Target Penyaluran KUR 2025 Naik jadi Rp300 Triliun

Jakarta – Pemerintah menetapkan target penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp300 triliun untuk 2025. Hal ini ditetapkan dengan… Read More

10 hours ago

Wamen BUMN Cek Langsung Kesiapan SPKLU PLN Layani Kebutuhan Nataru

Jakarta - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekaligus Komisaris PT PLN (Persero), Aminuddin… Read More

11 hours ago