Jakarta – Investasi berkelanjutan memiliki konsep dasar yang erat kaitannya dengan Environment, Social, dan Govermance (ESG). Tren ESG yang saat ini berkembang di kalangan perusahaan akan berpotensi mengalami risiko yang menimbulkan dampak kerugian yang signifikan secara finansial, kerugian reputasi dan mengancam sustainable perusahaan itu sendiri jika tidak dikelola dengan baik.
Sehingga, pada pelaku bisnis perusahaan yang ada di Indonesia kerap terjadi kesadaran atau awareness untuk berusaha melakukan praktik ESG yang baik agar terhindar dari dampak risiko yang dapat ditimbulkan.
Dalam menciptakan ekosistem yang lebih baik, kondisi dan inisiatif di pasar modal menjadi titik perhatian untuk mengembangkan investasi berkelanjutan. Titik perhatian dari investasi berkelanjutan di pasar modal berfokus pada perusahaan-perusahaan tercatat pada emiten-emiten seperti saham, obligasi, ataupun efek lainnya yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Bagi perusahaan-perusahaan tersebut memiliki tuntutan untuk memiliki bisnis yang berkelanjutan dan bertanggung jawab dalam melakukan disclosure atau pengungkapan, serta melaporkan apa yang telah perusahaan lakukan terkait dengan aksi yang berkelanjutan.
Terdapat lima faktor utama dalam bisnis yang bertanggung jawab dan menginternalisasi faktor lingkungan, sosial, dan tata kelola dalam ESG. Lima faktor tersebut adalah profit, people, planner, peace, dan partnership. Tren ini sudah menjadi tren global dimana telah banyak perusahaan yang berkomitmen untuk menjadi bagian dari inisiatif net zero emission.
Direktur Pengembangan PT. Bursa Efek Indonesia, Hasan Fawzi mengatakan, bahwa Bursa Efek Indonesia sebagai regulator di pasar modal harus berperan aktif dalam mendorong keuangan yang berkelanjutan serta mengupayakan timbulnya kesadaran dari seluruh pemangku kepentingan terutama dari perusahaan tercatat untuk menerapkan pentingnya ESG yang baik.
“Tentu kita berharap ke depan pasar modal kita semakin memiliki ekosistem yang kondusif juga mendukung setiap penerapan dari sustainable ini. Diantaranya pengungkapan ESG yang lebih baik, kemudian terintegrasinya proses ESG setiap pelaku usaha di pasar modal dan inisiatif lainnya yang berkontribusi pada pengurangan dampak perubahan iklim, serta lebih terciptanya pasar modal yang lebib suistanable dengan ketahanan terhadap dampak perubahan iklim,” ujar Hasandi Jakarta, 20 Juni 2022. (*) Khoirifa
Jakarta – Bank Indonesia (BI) akan segera meluncurkan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) berbasis NFC (Near Field Communication)… Read More
Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) buka suara soal isu kebocoran data nasabah yang disebabkan… Read More
Jakarta - PT Daya Intiguna Yasa Tbk (MDIY) atau emiten ritel Mr.DIY, menyatakan bahwa raihan… Read More
Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini, Kamis, 19… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) akan memperluas layanan BI FAST dengan menghadirkan fitur transaksi kolektif (bulk… Read More
Jakarta – Harga saham PT Daya Intiguna Yasa Tbk (MDIY) anjlok 24,24 persen atau terkena… Read More