Keuangan

Pentingnya Melindungi Aset Dengan Asuransi yang Tepat

Jakarta – Paradigma masyarakat mengenai perlu atau tidaknya menggunakan produk asuransi umum harus mulai diubah sejak sekarang. Alasannya, letak geografis Indonesia berada di wilayah ring of fire sehingga rawan terjadi bencana dan saat ini sudah tersedia banyak produk asuransi umum berbiaya terjangkau.

Salah satu produk asuransi yang ramah bagi kantong masyarakat dihadirkan oleh PT BRI Asuransi Indonesia (BRI Insurance). Sebagai bagian dari BRI Group, BRI Insurance memiliki produk asuransi umum yang andal dan terjangkau bagi masyarakat, terutama pelaku UMKM, untuk melindungi dirinya dari musibah yang dapat muncul sewaktu-waktu.

“Jangan pernah berpikir rugi (untuk membeli asuransi) karena sebenarnya tidak mahal juga. Contohnya, untuk (asuransi) rumah hanya perlu bayar Rp300 ribu untuk (harga rumah) Rp1 miliar jika kebakaran. Memang kita mau terjadi kebakaran? Nah jadi jangan berpikir rugi karena itu adalah sesuatu yang unpredictable. Silahkan diinvestasikan atau dicadangkan saja, masuk uangnya ke sana (asuransi), daripada membuat tabungan Rp1 miliar (untuk beli rumah lagi) belum tentu berapa lama bisa jadi,” ujar CEO BRI Insurance Fankar Umran beberapa waktu lalu di Jakarta.

Kehadiran asuransi untuk menjamin keamanan aset masyarakat menjadi hal penting yang harus dimiliki terutama oleh masyarakat Indonesia yang kerap merasakan bencana alam. Tingginya potensi bencana alam di Indonesia membuat faktor ketidakpastian ihwal keamanan aset menjadi sangat tinggi.

Perlindungan diberikan BRI Insurance kepada pelaku UMKM dan masyarakat kelompok penghasilan menengah-rendah dengan menyediakan produk asuransi berbiaya Rp40 ribu/tahun. Melalui produk asuransi umum mikro ini, nasabah mendapat jaminan pergantian kerugian sebanyak Rp5 juta-Rp15 juta dari BRI Insurance apabila dalam kurun satu tahun menjadi korban bencana.

Perhatian besar yang diberikan oleh BRI Insurance terhadap segmen UMKM sejalan dengan strategi BRI sebagai perusahaan induk yang memiliki komitmen terhadap pemberdayaan UMKM. BRI Group dengan jaringan terluas di Indonesia, selalu berupaya menjamin dan memenuhi segala kebutuhan masyarakat, terutama pelaku UMKM sebagai aktor ekonomi dominan di Indonesia.

Selain menyediakan produk asuransi bagi pelaku UMKM, BRI Insurance juga memiliki perlindungan khusus untuk bencana alam. Melalui asuransi ini, BRI Insurance hendak menjamin keamanan aset masyarakat apabila secara tiba-tiba menjadi korban dari bencana alam.

“Saya menyarankan, kalau asuransi kerugian itu kan sudah ada perluasan, silahkan dilihat kita ini ada di posisi rawan apa? rawan bencana kebakaran, longsor, banjir, macam-macam. Jadi lihat risiko yang mengancam kita yang dekat. Karena bencana itu walaupun tidak diduga tetapi sebenarnya bisa diprediksi,” papar Fankar. 

Menurut Fankar, masyarakat Indonesia harus mulai berpikir untuk memiliki perlindungan aset dari ancaman bencana sebelum musibah terjadi. Selama ini, dia menyebut masih banyak masyarakat yang baru sadar untuk memiliki asuransi bencana justru setelah menjadi korban.

“Kalau kita bicara literasi dan inklusi itu lebih banyak di asuransi jiwa. Apalagi sekarang, dengan adanya pandemi orang semakin sadar asuransi kesehatan. Padahal sebenarnya dengan bencana pun menyadarkan kita bahwa ada asuransi (bencana) yang tidak kalah pentingnya untuk kita pasang. Kenapa? Karena asuransi properti itu sangat murah,” ucapnya.

Hingga akhir 2020 BRI Insurance telah memiliki jaringan kerja di seluruh Indonesia yang terdiri dari 22 Kantor Cabang Konvensional, 1 Kantor Cabang Syariah, 8 Marketing Representative Office, 2 Representative Office Syariah, 45 Marketing Channel dan 11 Marketing Office Syariah. Sementara itu dari sisi kinerja, per 31 Desember 2020 BRI Insurance membukukan total aset sebesar Rp3,05 triliun meningkat 18,22% dibanding 31 Desember 2019 senilai Rp2,58 triliun. Premi bruto BRI Insurance di tahun 2020 tercatat sebesar Rp1,77 triliun, naik 3,80% dari tahun 2019 yang sebesar Rp1,71 triliun. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Siap-Siap! Transaksi E-Money dan E-Wallet Terkena PPN 12 Persen, Begini Hitungannya

Jakarta - Masyarakat perlu bersiap menghadapi kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Salah… Read More

30 mins ago

Kemenkraf Proyeksi Tiga Tren Ekonomi Kreatif 2025, Apa Saja?

Jakarta - Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Kemenkraf/Bekraf) memproyeksikan tiga tren ekonomi kreatif pada 2025. … Read More

40 mins ago

Netflix, Pulsa hingga Tiket Pesawat Bakal Kena PPN 12 Persen, Kecuali Tiket Konser

Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan bahwa sejumlah barang dan jasa, seperti… Read More

1 hour ago

Paus Fransiskus Kembali Kecam Serangan Israel di Gaza

Jakarta -  Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Sedunia Paus Fransiskus kembali mengecam serangan militer Israel di jalur… Read More

2 hours ago

IHSG Dibuka Menguat Hampir 1 Persen, Balik Lagi ke Level 7.000

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik dibukan naik 0,98 persen ke level 7.052,02… Read More

3 hours ago

Memasuki Pekan Natal, Rupiah Berpotensi Menguat Meski Tertekan Kebijakan Kenaikan PPN

Jakarta – Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengungkapkan bahwa kebijakan pemerintah terkait kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)… Read More

3 hours ago