Categories: News UpdatePerbankan

Pentingnya Konsolidasi Industri Perbankan Untuk Dorong Perekonomian RI

Jakarta – Kondisi perekonomian global yang tengah melambat, telah berdampak ke perekonomian Indonesia. Untuk itu, peran perbankan di Indonesia harus didorong agar perekonomian nasional dapat terjaga. Di mana pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III-2019 tercatat hanya mencapai 5,02% (yoy) atau melambat dibandingkan tahun 2018 yang masih mampu tumbuh 5,17%.

Demikian pernyataan tersebut seperti disampaikan oleh, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazahra dalam Indonesia Banking Expo (IBEX) 2019 di Jakarta, Rabu, 6 November 2019. Dirinya berharap, sektor keuangan seperti perbankan dapat tumbuh dengan pesat, sehinga bisamemberikan warna bagi bisnis keuangan di indonesia, dan menjaga stabilitas keuangan nasional.

“Ini harus menjadi perhatian kita ke depan. Di dunia perbankan sangatlah penting. Bank telah mengalami perkembangan yang cepat sekali. Ini haru jadi perhatian kita bersama,” ujar Suahasil.

Pernyataan Wamenkeu ini juga sejalan dengan tema Indonesia Banking Expo 2019 yakni “Consolidate to Elevate”. Menurut Suahasil, perkiraan pertumbuhan ekonomi global yang terus mengalami penurunan, tentu menjadi tantangan tersendiri bagi perekonomian nasional. Pertumbuhan yang terus menurun tentu berdampak ke perdagangan dunia yang ikut menurun, dan berdampak ke ekspor RI.

“Perekonomian Indonesia akan terkena imbasnya. Selain perdagangan, tentu juga berdapak lewat aliran modal masuk ke Indonesia. Aliran modal masuk ini sangat penting, maka ini akan berpengaruh. Perekonomian kita ini mengandalkan lewat aliran modal yang masuk,” ucapnya.

Lebih lanjut dirinya berharap, sektor keuangan dapat tumbuh pesat sehingga dapat mendongkrak perekonomian nasional. Tentu hal ini harus menjadi perhatian baik regulator maupun pemerintah ke depan. Terlebih, perbankan saat ini telah mengalami perkembangan yang cepat sekali. Untuk itu, regulator, pemerintah dan industri keuangan harus dapat sinergi dan berkonsolidasi,

“Kalau bisa kita melakukan diskusi antara sektor keuangan dan pemerintah supaya dapat menjaga di dalam koridor untuk mensupport perekonomian. Jangan sampe gak connect antara regulasi dan pemerintah,” paparnya. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Siap-Siap! Transaksi E-Money dan E-Wallet Terkena PPN 12 Persen, Begini Hitungannya

Jakarta - Masyarakat perlu bersiap menghadapi kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Salah… Read More

26 mins ago

Kemenkraf Proyeksi Tiga Tren Ekonomi Kreatif 2025, Apa Saja?

Jakarta - Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Kemenkraf/Bekraf) memproyeksikan tiga tren ekonomi kreatif pada 2025. … Read More

36 mins ago

Netflix, Pulsa hingga Tiket Pesawat Bakal Kena PPN 12 Persen, Kecuali Tiket Konser

Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan bahwa sejumlah barang dan jasa, seperti… Read More

1 hour ago

Paus Fransiskus Kembali Kecam Serangan Israel di Gaza

Jakarta -  Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Sedunia Paus Fransiskus kembali mengecam serangan militer Israel di jalur… Read More

1 hour ago

IHSG Dibuka Menguat Hampir 1 Persen, Balik Lagi ke Level 7.000

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik dibukan naik 0,98 persen ke level 7.052,02… Read More

3 hours ago

Memasuki Pekan Natal, Rupiah Berpotensi Menguat Meski Tertekan Kebijakan Kenaikan PPN

Jakarta – Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengungkapkan bahwa kebijakan pemerintah terkait kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)… Read More

3 hours ago