News Update

Penjualan Mark Dynamics Tumbuh 9,94% di Kuartal I 2020

Jakarta – PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK), emiten yang bergerak dalam pembuatan produk porselen cetakan sarung tangan yang akan digunakan untuk medis, rumah tangga dan industri manufaktur berhasil membukukan penjualan sebesar Rp96,81 miliar pada kuartal I tahun 2020 atau meningkat sebesar 9,94 % jika dibandingkan dengan kuartal I tahun 2019 sebesar Rp88,06 miliar.

Laba kotor Perseroan pada kuartal I tahun 2020 naik sebesar 6,98 % menjadi Rp40,83 miliar jika dibandingkan dengan kuartal I tahun 2019 sebesar Rp38,17 miliar.

Pencapaian yang diraih oleh MARK merupakan keberhasilan Perseroan menjaga tingkat efisiensi serta mempertahankan kualitas produk sesuai dengan permintaan pelanggan.

Hal ini terlihat dari keberhasilan Perseroan menjaga margin laba kotor di 42,18 % dengan nilai sebesar Rp 40,84 miliar.

Presiden Direktur MARK, Ridwan Goh menyampaikan bahwa kinerja yang positif membuat Perseroan mampu mempertahankan laba di kuartal I tahun 2020.

“Laba ini didukung dengan strategi produksi dan efisiensi Perseroan sepanjang kuartal I tahun 2020 di tengah pandemi Covid-19,” sebut Ridwan.

Sejak munculnya Virus Corona di Wuhan China pada Desember 2019 dan mewabahnya virus tersebut di beberapa negara sehingga dinyatakan sebagai pandemi global oleh WHO telah meningkatkan kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya kesehatan.

Permintaan cetakan sarung tangan Perseroan pada kuartal I belum mengalami kenaikan yang begitu signifikan dikarenakan masih banyaknya persediaan cadangan yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak pada pembuatan sarung tangan.

Virus Corona diprediksikan akan berlangsung berkepanjangan dan tentunya akan mendongkrak permintaan sarung tangan global pada kuartal II.

Tren yang sama terjadi saat virus SARS mewabah pada tahun 2002 dan 2003, permintaan sarung tangan global saat itu meningkat dari 12 % menjadi 16 % yang dimana konsumsi sarung tangan secara global bertumbuh secara konsisten dengan CAGR 8 hingga 10 % per tahun.

Di sisi lain, Malaysia sebagai produsen sarung tangan karet terbesar di dunia telah menetapkan kebijakan lockdown di masa pandemi Covid-19. Pada awal penetapan kebijakan lockdown, Pemerintah Malaysia hanya mengizinkan perusahaan yang bergerak di bidang alkes untuk beroperasi dengan syarat hanya memperkerjakan tenaga kerjanya sebesar 50%.

Oleh karena itu, MARK sebagai pemasok 35% pasar cetakan sarung tangan karet di dunia, dengan pasar utama Malaysia, dimana sekitar 65% penjualan MARK berasal dari ekspor ke Malaysia memutuskan untuk menurunkan kapasitas produksi menjadi 600.000 pieces per bulan selama kurun waktu dua bulan dengan mengurangi jam lembur karyawan untuk mendukung program physical distancing.
(*)

Dwitya Putra

Recent Posts

Harita Nickel Raup Pendapatan Rp20,38 Triliun di Kuartal III 2024, Ini Penopangnya

Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More

8 hours ago

NPI Kuartal III 2024 Surplus, Airlangga: Sinyal Stabilitas Ketahanan Eksternal Terjaga

Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More

9 hours ago

Peluncuran Reksa Dana Indeks ESGQ45 IDX KEHATI

Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More

10 hours ago

Pacu Bisnis, Bank Mandiri Bidik Transaksi di Ajang GATF 2024

Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More

11 hours ago

Eastspring Investments Gandeng DBS Indonesia Terbitkan Reksa Dana Berbasis ESG

Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More

12 hours ago

Transaksi Kartu ATM Makin Menyusut, Masyarakat Lebih Pilih QRIS

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More

12 hours ago