Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan pada Juni 2024 kinerja penjualan eceran diprakirakan meningkat baik secara tahunan maupun secara bulanan.
Hal tersebut tecermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Juni 2024 yang tercatat sebesar 232,8 atau secara tahunan tumbuh 4,4 persen year on year (yoy), meningkat dari 2,1 persen yoy pada April 2024.
Asisten Gubernur BI Erwin Haryono menyebut meningkatnya penjualan eceran didorong oleh Kelompok Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya sebesar 0,8 persen yoy, Subkelompok Sandang 5,6 persen yoy), serta Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau 5,1 persen yoy).
“Adapun Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi terkontraksi -5,9 persen yoy serta Peralatan Informasi dan Komunikasi -4,3 persen yoy mencatatkan perbaikan meski masih berada pada fase kontraksi,” jelas Erwin dalam keterangan resmi, Selasa, 9 Juli 2024.
Baca juga: Sri Mulyani Proyeksikan Rupiah Berada di Rp16.100 per Dolar AS pada Akhir 2024
Secara bulanan, kinerja penjualan eceran pada Juni 2024 diprakirakan meningkat dengan pertumbuhan sebesar 2,1 persen month to month (mtm), setelah pada periode sebelumnya terkontraksi 3,5 persen mtm.
Beberapa kelompok tercatat meningkat dan kembali mengalami ekspansi terutama pada Subkelompok Sandang 2,8 persen mtm, Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi 7,1 persen mtm, serta Makanan, Minuman, dan Tembakau 2,7 persen mtm.
“Hal tersebut sejalan dengan peningkatan aktivitas saat HBKN Iduladha dan periode libur sekolah, serta kenaikan permintaan sebagai persiapan dimulainya tahun ajaran baru 2024/2025,” ujarnya.
Adapun, pada triwulan II 2024 kinerja penjualan eceran diprakirakan tetap tumbuh. Indeks Penjualan Riil triwulan II 2024 diprakirakan tumbuh sebesar 1,3 persen yoy, meski tidak tidak setinggi pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang sebesar 5,6 persen yoy.
“Beberapa kelompok yang masih tumbuh adalah Kelompok Suku Cadang dan Aksesori sebesar 8,9 persen yoy, Bahan Bakar Kendaraan Bermotor 4,6 persen yoy, serta Makanan, Minuman, dan Tembakau 1,7 persen yoy,” imbuhnya.
Sementara itu, responden memprakirakan penjualan meningkat pada Agustus dan November 2024. Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) Agustus dan November 2024 masing-masing tercatat sebesar 158,8 dan 146,1, lebih tinggi dari 137,2 dan 143,7 pada periode sebelumnya.
Erwin mengatakan bahwa peningkatan IEP Agustus 2024 diprakirakan terkait dengan kegiatan/event HUT Kemerdekaan RI.
Baca juga: BI: Proyek Nexus Mudahkan Pembayaran Antarnegara
Dari sisi harga, tekanan inflasi 3 bulan yang akan datang pada Agustus 2024 diprakirakan menurun, sementara inflasi 6 bulan yang akan datang pada November 2024 diprakirakan meningkat.
Hal ini tecermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Agustus 2024 yang tercatat sebesar 136,4, lebih rendah dari IEH pada periode sebelumnya yang mencapai 142,5. Penurunan IEH Agustus 2024 tersebut didorong oleh strategi potongan harga pada event Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia (HUT RI).
“Sementara itu, IEH November 2024 tercatat sebesar 144,8, lebih tinggi dari IEH periode sebelumnya sebesar 142,0,” paparnya. (*)
Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut tren pertumbuhan UMKM cenderung melambat, sejalan dengan risiko kredit UMKM… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyoroti pentingnya peningkatan inklusi dan literasi keuangan di Indonesia… Read More
Bandung - PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) mengambil langkah agresif untuk mengatasi… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan mengalami penurunan sebesar 1,73 persen di… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami pelemahan yang signifikan pada periode pekan lalu… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 17 Tahun… Read More