Jakarta – Bank Indonesia (BI) melakukan Survei Penjualan Eceran yang mengindikasikan bahwa secara tahunan penjualan eceran menguat pada Desember 2015. Indeks Penjualan Riil (IPR) Desember 2015 tumbuh 10,4% (year on year/yoy), lebih tinggi dibandingkan 9,7% (yoy) pada November 2015.
Seperti dikutip dari keterangan BI, di Jakarta, Kamis, 11 Februari 2016 menyebutkan, pertumbuhan Indeks Penjualan Riil Desember 2015 yang meningkat terutama didorong oleh pertumbuhan penjualan kelompok bahan bakar kendaraan bermotor dan perlengkapan rumah tangga lainnya.
Peningkatan penjualan kelompok bahan bakar kendaraan bermotor dan perlengkapan rumah tangga lainnya itu diindikasikan sejalan dengan meningkatnya permintaan menjelang Natal dan Tahun Baru serta liburan akhir tahun. Secara regional, pertumbuhan penjualan eceran tertinggi terjadi di Bandung sebesar 28,6% (yoy).
Sedangkan pertumbuhan penjualan riil pada Januari 2016 diperkirakan meningkat (11,7%, yoy). Peningkatan pertumbuhan terjadi pada beberapa kelompok barang dengan peningkatan terbesar pada kelompok peralatan informasi dan telekomunikasi. Peningkatan ini didorong oleh munculnya beberapa varian produk baru pada awal tahun.
Selain itu, survei juga mengindikasikan bahwa tekanan kenaikan harga pada Maret 2016 diperkirakan menurun. Indikasi tersebut terlihat dari Indeks Ekspektasi Harga (IEH) 3 bulan mendatang yang tercatat sebesar 131,2, lebih rendah dari 144,8 pada bulan sebelumnya. (*) Rezkiana Nisaputra
Jakarta – Ekonom Senior Core Indonesia Hendri Saparini mengatakan masih terdapat gap yang tinggi antara kebutuhan pendanaan… Read More
Suasana saat penantanganan kerja sama Bank Mandiri dengan PT Delta Mitra Sejahtera dengan membangun 1.012… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut kinerja pasar modal Indonesia masih akan mengalami… Read More
Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menyesuaikan jadwal operasional kantor cabang sepanjang periode… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (19/12) kembali ditutup merah ke… Read More
Jakarta - Senior Ekonom INDEF Tauhid Ahmad menilai, perlambatan ekonomi dua negara adidaya, yakni Amerika… Read More