Moneter dan Fiskal

Pengusaha Minta BI Tak Naikkan BI Rate Lagi

Jakarta – Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) meminta agar Bank Indonesia (BI) untuk tak menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate. Usulan itu disampaikan untuk pertemuan Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang akan berlangsung Juli 2024 nanti.

“Kalau kita sih maunya kalau bisa, jangan dinaikkan BI rate lagi. Terutama dengan kondisi yang seperti ini,” kata Ketua Umum Apindo Shinta W. Kamdani di Kantor Kemenko Perekonomian, Selasa 16 Juli 2024.

Shinta menyebutkan bahwa situasi perekonomian Indonesia saat ini sedang bergejolak. Sehingga BI terus melakukan intervensi.

“Memang tidak mudah ya untuk pemerintah. Karena mereka kan terap harus melakukan intervensi. Terutama yang berkaitan dengan kondisi rupiah dan lain-lain. Sekarang kelihatan (hasil intervensi) sudah mulai ini. Jadi harapan kami selalu sama seperti itu,” pungkasnya.

Baca juga: IMF Proyeksikan The Fed Bakal Pangkas Suku Bunga di Akhir Tahun

Adapun nilai tukar rupiah sempat menembus Rp16.400 per dolar Amerika Serikat (AS). Berdasarkan data dari Bloomberg, niai tukar rupiah pada Selasa (16/07/2024) pukul 14.02 WIB di berada di level Rp16.198 per dolar AS.

Menurutnya, saat ini kondisi perekonomian global juga sedang tidak terkendali. Sehingga kondisi ini membuat suku bunga Amerika Serikat atau Fed Fund Rate bertahan pada level yang tinggi dalam waktu lama atau higher for longer.

“Kita harus melihat kondisi global yang mempengaruhi Fed Rate. Masalahnya di Fed Rate (masih tinggi),” imbuh Shinta.

Baca juga :BI Rate Naik, Ekonom: Tak Serta-merta Pengaruhi Kredit Bank

Seperti diketahui, RDG BI pada 19-20 Juni 2024 memutuskan untuk kembali menahan suku bunga acuan atau BI Rate di level 6,25 persen. Adapun, suku bunga Deposit Facility dan Lending Facility juga masih ditahan. Dimana, masing-masing sebesar 5,50 persen dan 7 persen.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, nilai tukar rupiah menguat sebagai imbas respons yang positif dari bauran kebijakan moneter. Yakni, kenaikan suku bunga acuan atau BI Rate pada April 2024 lalu sebesar 25 basis poin menjadi 6,25 persen. (*)

Irawati

Recent Posts

Raharja Energi Cepu (RATU) Raih Dana Segar Rp624,46 Miliar usai IPO

Jakarta - PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) sebagai anak usaha dari PT Rukun Raharja… Read More

17 mins ago

Tutup Layanan Marketplace, Saham Bukalapak Turun 4,10 Persen

Jakarta - PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) secara resmi mengumumkan telah menutup layanan penjualan untuk seluruh… Read More

19 mins ago

IHSG Sesi I Ditutup Berbalik Turun ke Level 7.080

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini, Rabu, 8… Read More

32 mins ago

Harga Saham RATU, KSIX, dan YOII Kompak Hijau Usai IPO, Ada yang Sentuh ARA

Jakarta - Harga saham PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU), PT Kentanix Supra International Tbk… Read More

1 hour ago

Cadangan Devisa RI Naik jadi USD155,7 Miliar di Desember 2024

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mancatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Desember 2024 sebesar USD155,7 miliar. Angka… Read More

1 hour ago

Siap Majukan Basket Nasional, Bank Mandiri Resmi Jadi Mitra Utama IBL 2025

Jakarta - Dalam beberapa tahun terakhir, Bank Mandiri terus berkomitmen mendukung pengembangan olahraga nasional. Mengawali… Read More

1 hour ago