Hanya saja, lanjut dia, pembalikan aliran modal ke AS tersebut bukan hanya terjadi di Indonesia yang memicu volatilitas rupiah hingga 12 persen. Dia menegaskan, bahwa aliran modal yang kembali ke AS juga terjadi pada negara-negara lain. “Negara lain juga mengalami,” tegasnya.
Saat ini, volatilitas rupiah hanya di bawah 3 persen yang sekaligus menunjukkan bahwa secara umum situasi perekonomian di Indonesia semakin membaik dan stabil. “Persepsi terhadap Indonesia juga positif. Tetapi, tidak boleh cepat berpuas diri, karena pekerjaan masih banyak,” tukasnya.
Di sisi lain, kata dia, tantangan utama yang akan dihadapi BI di 2017 ini ada pada upaya menjaga stabilitas inflasi agar tidak lebih dari 4 persen. Menurut Mirza, kenaikan inflasi dari komponen harga ditentukan pemerintah (administered prices) telah memicu Indeks Harga Konsumen (IHK) mencatatkan inflasi.
“Kenaikan administered prices diperlukan dalam rangka efisiensi anggaran untuk pengalihan subsidi ke hal produktif dan dampaknya adalah inflasi. Kami harus mengatasi (komponen) inflasi lain, yaitu volatile foods,” tutupnya. (*)
Editor: Paulus Yoga
Page: 1 2
Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More
Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More
Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More
Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More