Jakarta–Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus D.W. Martowardojo mengatakan, penguatan nilai tukar yang berlebihan akan membuat ekonomi Indonesia rentan. Pasalnya penguatan yang berlebihan akan memicu impor.
“Kalau seandainya kita ingin nilai Rupiah terlalu kuat akan membuat Indonesia ekonominya rentan, yang mungkin membuat terlalu banyak impor dari pada ekspor,” kata dia di Hotel Mandarin, Selasa 22 Maret 2016.
Untuk itu, menurutnya BI akan menjaga level nilai tukar Rupiah sesuai dengan fundamentalnya. Meski begitu, Agus tidak menyebut fundamental nilai tukar di level tertentu.
“Kalau sekarang kita meyakini nilai tukar Rupiah mencerminkan fundamental,” sebutnya. Dia mengatakan, BI akan selalu menjaga agar nilai tukar Rupiah tidak terlalu kuat tapi juga tidak terlalu lemah.
“Kita meyakini nilai tukar Rupiah kita harus mencerminkan fundamental ekonomi, dan komitmen kita untuk memberikan kesempatan Rupiah fleksibel di level fundamentalnya itu bentuk kita untuk menjaga, menghindari terjadinya tekanan berlebihan ke stabilitas ekonomi kita,” tukasnya. (*) Ria Martati
Jakarta - Bank Mandiri terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung program 3 juta rumah yang diinisiasi… Read More
Jakarta – Akhir tahun menjadi momen yang cocok untuk menghabiskan liburan bareng keluarga. Jika Anda… Read More
Jakarta – Pemerintah menyiapkan anggaran sebesar Rp20 triliun untuk kredit investasi padat karya pada tahun 2025. Anggaran… Read More
Jakarta – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat per 20 Desember 2024, terdapat 22 perusahaan… Read More
Jakarta - Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Said Abdullah meminta pemerintah melakukan mitigasi risiko… Read More
Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk. mencatat sebanyak 1.170.098 kendaraan meninggalkan wilayah Jabotabek pada… Read More