Jakarta–Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus D.W. Martowardojo mengatakan, penguatan nilai tukar yang berlebihan akan membuat ekonomi Indonesia rentan. Pasalnya penguatan yang berlebihan akan memicu impor.
“Kalau seandainya kita ingin nilai Rupiah terlalu kuat akan membuat Indonesia ekonominya rentan, yang mungkin membuat terlalu banyak impor dari pada ekspor,” kata dia di Hotel Mandarin, Selasa 22 Maret 2016.
Untuk itu, menurutnya BI akan menjaga level nilai tukar Rupiah sesuai dengan fundamentalnya. Meski begitu, Agus tidak menyebut fundamental nilai tukar di level tertentu.
“Kalau sekarang kita meyakini nilai tukar Rupiah mencerminkan fundamental,” sebutnya. Dia mengatakan, BI akan selalu menjaga agar nilai tukar Rupiah tidak terlalu kuat tapi juga tidak terlalu lemah.
“Kita meyakini nilai tukar Rupiah kita harus mencerminkan fundamental ekonomi, dan komitmen kita untuk memberikan kesempatan Rupiah fleksibel di level fundamentalnya itu bentuk kita untuk menjaga, menghindari terjadinya tekanan berlebihan ke stabilitas ekonomi kita,” tukasnya. (*) Ria Martati
Jakarta - PT Asuransi Allianz Life Syariah Indonesia (Allianz Syariah) terus berupaya meningkatkan literasi masyarakat tentang… Read More
Jakarta – Pesatnya perkembangan teknologi di era modern tidak hanya membawa kemudahan, tetapi juga meningkatkan… Read More
Jakarta - Bank Mandiri Taspen (Bank Mantap) terus menunjukkan komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan para nasabahnya,… Read More
Jakarta – Rencana aksi korporasi BTN untuk mengakuisisi bank syariah lain masih belum menemukan titik terang. Otoritas… Read More
Suasana saat penandatanganan strategis antara Dana Pensiun Lembaga Keuangan PT AXA Mandiri Financial Services (DPLK… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal kedatangan satu perusahaan dengan kategori lighthouse yang… Read More