Nasional

Penggunaan Kapal Petik Kemas Makin Diminati

Surabaya -PT Pelabuhan Indonesia III (Pelindo III) mengumumkan telah terjadi kenaikan yang signifikan terhadap jumlah kapal peti kemas di pelabuhan Tanjung Perak, seperti kapal General Cargo, Kapal Tangker BBM, Kapal Curah Kering, dan Kapal Curah Cair.

Kenaikan ini, menurut Kepala Humas (Kahumas) Pelabuhan Tanjung Perak, Oscar Yogi Yustiano, dikarenakan penggunaan kapal peti kemas sebagai jasa angkutan semakin diminati oleh para pemilik barang dalam mengirimkan kargonya.

Hingga Februari 2016, jumlah kapal peti kemas yang datang di Pelabuhan Tanjung Perak mencapai 915 kapal atau sekitar 44% dari seluruh jenis kapal yang datang. Untuk kapal general cargo, jumlahnya mencapai 297 unit, kapal tangker BBM  sebanyak 72 unit, kapal curah cair Non Bahan Bakar Minyak (BBM) 78 unit, dan kapal curah kering 35 unit.’Jumlah kapal tersebut meliputi kapal yang datang di pelabuhan Tanjung Perak, Terminal Berlian, Terminal Teluk Lamong dan Terminal Petikemas Surabaya (TPS).

Yogi mengungkapkan, kapal petikemas menjadi pilihan karena penggunaan petikemas atau kotak besi itu lebih aman dan dapat melindungi barang yang ada di dalam peti kemas dari berbagai kondisi, diantaranya, melindungi dari risiko kerusakan akibat cuaca atau badai serta pencurian. Selain itu, proses bongkar muatnya pun bisa lebih mudah karena dapat dilakukan dengan krane kapal atau krane darat. ’’Percepatan bongkar muat akan mendorong berkurangnya biaya logistik,’’ ujarnya.

Dalam hal pengangkutan, tambah Yogi, juga dapat lebih cepat karena menggunakan truk petikemas dan kereta api. ’’Kini banyak komoditas yang dahulunya diangkut dengan kapal general cargo atau kapal curah, beralih ke kapal petikemas,’’ lanjut dia.

Komoditas itu adalah semen, pupuk dan kedelai dan jagung. Apalagi, saat ini petikemas atau kontainer memiliki berbagai variasi seperti petikemas berpendingin untuk mengangkut makanan dan petikemas untuk kendaraan.

’’Kalau kapal yang datang semakin besar maka akan semakin efisien dan ramah lingkungan, karena biaya BBM dan Kru serta polusi udara dapat diminimalisir,’’ pungkas Yogi. (*)

Apriyani

Recent Posts

Siap-Siap! Transaksi E-Money dan E-Wallet Terkena PPN 12 Persen, Begini Hitungannya

Jakarta - Masyarakat perlu bersiap menghadapi kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Salah… Read More

2 hours ago

Kemenkraf Proyeksi Tiga Tren Ekonomi Kreatif 2025, Apa Saja?

Jakarta - Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Kemenkraf/Bekraf) memproyeksikan tiga tren ekonomi kreatif pada 2025. … Read More

2 hours ago

Netflix, Pulsa hingga Tiket Pesawat Bakal Kena PPN 12 Persen, Kecuali Tiket Konser

Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan bahwa sejumlah barang dan jasa, seperti… Read More

3 hours ago

Paus Fransiskus Kembali Kecam Serangan Israel di Gaza

Jakarta -  Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Sedunia Paus Fransiskus kembali mengecam serangan militer Israel di jalur… Read More

3 hours ago

IHSG Dibuka Menguat Hampir 1 Persen, Balik Lagi ke Level 7.000

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik dibukan naik 0,98 persen ke level 7.052,02… Read More

5 hours ago

Memasuki Pekan Natal, Rupiah Berpotensi Menguat Meski Tertekan Kebijakan Kenaikan PPN

Jakarta – Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengungkapkan bahwa kebijakan pemerintah terkait kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)… Read More

5 hours ago