Keuangan

Pengguna Paylater, Simak Saran APPI Agar Bisa Kredit Rumah

Jakarta – Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) menyambut positif dukungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terhadap program 3 juta rumah, khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Program penyediaan hunian ini menjadi salah satu prioritas Presiden Prabowo Subianto.

Industri pembiayaan, termasuk yang bermain di segmen buy now pay later (BNPL) atau paylater, selaku penyalur kredit melihat ada peluang dari kebijakan strategis tersebut. Namun, pelaku industri juga mengingatkan ada sejumlah faktor yang harus diperhatikan nasabah, agar bisa lebih mudah mengakses pinjaman, termasuk kredit pemilikan rumah (KPR).

APPI menyarankan masyarakat atau nasabah harus mengelola statusnya di Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK), menjaga kredibilitas, kemampuan untuk membayar pinjaman, memiliki jaminan, hingga mempertimbangkan kondisi makro ekonomi dan industri.

Baca juga: Makin Diminati, Pengguna Livin’ Paylater Tembus 160.000 Sepanjang 2024

Asosiasi juga merekomendasikan beberapa langkah nyata yang bisa dilakukan calon debitur, agar lebih nantinya lebih mudah mendapatkan persetujuan kredit perumahan.

Walaupun SLIK bukan satu-satunya faktor penentu penyaluran kredit, tapi sebagai calon debitur, tetap penting untuk menjaga skor SLIK. Caranya dengan memastikan pembayaran tepat waktu, sehingga tidak ada catatan tunggakan ataupun gagal bayar.

Di samping itu, masyarakat juga harus mengambil keputusan finansial yang cerdas, yakni menggunakan kredit dengan total maksimal cicilan sebesar 30 persen dari penghasilan per bulan. Ini penting untuk memastikan nasabah dapat memenuhi kewajiban kreditnya tepat waktu.

Selanjutnya, ketika kewajiban sudah selesai atau lunas, debitur juga perlu mengecek status SLIK-nya dan mendapatkan surat pelunasan. Butuh beberapa waktu agar status SLIK ter-update sesuai dengan status terakhir debitur.

Ketua Umum APPI, Suwandi Wiranto, mengatakan, selaku pemberi kredit, perusahaan paylater akan tetap berhati-hati dalam penyaluran kredit kepada calon debitur. Mereka akan mengikuti proses pemberian kredit dengan penerapan manajemen risiko secara disiplin.

Baca juga: Program 3 Juta Rumah Prabowo, BI Tambah Insentif KLM hingga Rp80 Triliun

Industri pembiayaan, termasuk pemain paylater tentu berkomitmen menyediakan pembiayaan yang terjangkau bagi masyarakat. Namun tentu harus tetap selektif dalam memilih nasabah yang disetujui.

“Kami yakin bahwa peluang dan kebutuhan pembiayaan untuk kehidupan yang lebih baik akan terus bertumbuh, namun harus diimbangi dengan keputusan bijak dari pemberi kredit dan calon debitur,” kata Suwandi, Kamis, 20 Februari 2025. (*) Ari Astriawan

Galih Pratama

Recent Posts

BI Waspadai Dampak Tarif AS, Fokus Jaga Stabilitas Rupiah

Jakarta - Bank Indonesia (BI) akan terus memonitor perkembangan pasar global dan domestik pasca Presiden… Read More

9 hours ago

Komisi XI Wanti-Wanti Pemerintah Tak Gegabah Tanggapi Tarif Dagang 32 Persen AS

Jakarta - Ketua Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun menegaskan pemerintah harus berhati-hati dalam menyikapi… Read More

15 hours ago

DPR Desak Pemerintah Dorong Reformasi WTO usai Tarif AS Naik 32 Persen

Jakarta - Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Said Abdullah meminta pemerintah untuk mendorong Organisasi… Read More

15 hours ago

DPR: Indonesia Jangan Jadi Sasaran Barang Buangan Akibat Kebijakan Trump

Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah mengumumkan daftar tarif dasar dan bea… Read More

1 day ago

Ekspor Terancam, Pemerintah Susun Langkah Hadapi Tarif AS

Jakarta - Pemerintah Indonesia segera menyiapkan langkah strategis untuk merespons kebijakan tarif resiprokal yang diberlakukan… Read More

1 day ago

Kadin Dorong Presiden Prabowo Negosiasi Tarif Impor AS dengan Trump

Jakarta – Kadin Indonesia meminta pemerintah untuk melakukan negosiasi dengan Amerika Serikat (AS), usai Donald Trump… Read More

2 days ago